Penumpang di Terminal Blitar Sepi, Organda Belum Naikkan Tarif Bus

Penumpang di Terminal Blitar Sepi, Organda Belum Naikkan Tarif Bus

Erliana Riady - detikNews
Jumat, 12 Jun 2020 07:48 WIB
Terminal Patria Kota Blitar
Penumpang di Terminal Patria Kota Blitar sepi (Foto: Erliana Riady/detikcom)
Blitar - Terminal Patria Kota Blitar terpantau masih sepi. Rencana bus antar kota menaikkan tarif urung dilakukan, karena kondisi minusnya jumlah penumpang.

Kepala Terminal Type A Patria, Verie Sugiharto mengaku kondisi menuju new normal belum tampak dari jumlah kedatangan maupun penumpang yang naik dari terminal ini. Sepinya penumpang, membuat beberapa organda urung membatalkan rencana kenaikan tarifnya.

"Dalam SE Kemenhub No 11 itu kan ada revisi batasan jumlah penumpang. Dengan kompensasi, organda bisa menaikkan tarif dengan menyesuaikan pangsa pasarnya. Tapi karena disini masih sepi, organda belum merealisasikan rencana itu," kata Verie kepada detikcom, Jumat (12/6/2020)

Data yang tercatat, sejak selesainya masa PSBB, mulai tanggal 1 hingga 9 Juni, ada 87 bus dengan jumlah penumpang hanya 97 orang datang di Terminal Patria. Dan sebanyak 97 bus dengan jumlah penumpang berangkat dari Terminal Patria sebanyak 131 orang.

"Bahkan untuk bus trayek Blitar-Malang ini sangat sepi penumpangnya. Kemarin ada yang coba jalan, tapi penumpangnya hanya tiga. Hari ini mereka libur, karena tidak nututi buat beli solarnya saja," ungkap Verie.

Menurut Verie, dampak PSBB masih terasa sampai saat ini. Apalagi, masih banyak perkantoran yang menerapkan WFH bagi karyawannya. Belum dibukanya lokasi wisata dan aktivitas normal lainnya, menjadi faktor penunjang sepinya penumpang di terminal.

"Mungkin juga adanya aturan penumpang AKAP wajib membawa hasil rapid test itu yang bikin calon penumpang masih enggan bepergian. Bisa juga karena ada anggapan, mereka yang turun di terminal langsung dibawa ke karantina kota. Ya intinya, aktivitas warga belum normal semua. Sehingga mobilitas mereka masih sangat terbatas," imbuh Verie.

Verie menilai organda pun pasti berpikir dua kali menaikkan tarifnya jika kondisi masih sepi. Mereka memilih tidak menjalankan armadanya atau memberikan keleluasaan bagi sopir yang ingin jalan tanpa menyetorkan hasilnya ke perusahaan.

"Sebenarnya kalau penumpang sudah ramai, kenaikan tarif itu ditoleransi sampai 50 persen. Tapi itu tidak mungkin dilakukan sekarang. Bahkan ada organda yang mempersilahkan sopirnya siapa yang mau jalan, tanpa setor hasilnya ke perusahaan. Asal mereka membeli solarnya sendiri," pungkasnya. (fat/fat)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.