Apa Sih Transisi New Normal Saat Pandemi COVID-19, Ini Kata Pakar

Apa Sih Transisi New Normal Saat Pandemi COVID-19, Ini Kata Pakar

Esti Widiyana - detikNews
Kamis, 11 Jun 2020 13:16 WIB
Tim Surveillance COVID-19 Universitas Airlangga, DR. Dr. Windhu Purnomo, M.S
Tim Surveillance COVID-19 Universitas Airlangga, DR. Dr. Windhu Purnomo, M.S (Foto: Hilda Meilisa Rinanda)
Surabaya -

PSBB Surabaya Raya tak diperpanjang dan berganti transisi new normal life selama dua pekan. Apa itu transisi new normal life?

"Transisi itu persiapan menuju new normal life, tatanan normal baru, aktivitas sama sebelum pandemi, sekolah, salat di masjid, kerja, ke mal. Tetapi harus menggunakan kebiasaan baru yang sesuai dengan protokol kesehatan karena masih pandemi COVID-19," kata Pakar Kesehatan Masyarakat dan Ahli Epidemiologi FKM Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo saat dihubungi detikcom, (11/6/2020).

Pada prinsipnya, kata Windhu, transisi new normal life tetap seperti kehidupan yang dulu. Namun karena ada virus, maka dipakai istilah new normal life.

Jika vaksin sudah ada atau bahkan virus COVID-19 sudah hilang maka kehidupan benar-benar kembali seperti sebelum ada virus. Maka, Windhu menyarankan agar masyarakat tetap di rumah jika tidak memiliki keperluan penting di luar.

"Kalau keluar harus mematuhi protokol kesehatan, keluar pakai masker, olahraga pakai masker tapi kalau lari maskernya diplorot sedikit agar tidak mengurangi asupan oksigen dan jangan bergerombol, jaga jarak minimal 1,5 meter yang baik, cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan apa pun," ujarnya.

Windhu juga menyarankan agar tidak pergi berwisata dulu. Meskipun PSBB sudah berakhir, tapi masyarakat harus menganggap ini seperti PSBB.

"Jangan rekreasi dulu meskipun ada tempat wisata yang buka, atau sembunyi-sembunyi ke Pacet atau mana, jangan dulu nekat-nekat. Masyarakat harus menganggap ini PSBB meskipun sudah berakhir," ucapnya.

Sebab, kematian masih tinggi. Terlebih dokter yang menangani COVID-19 di Surabaya meninggal dunia Rabu (10/6) kemarin.

"Apa ndak takut ada dokter yang meninggal lagi. Jangan aktivitas dulu. Karena pemerintah ndak bisa mengontrol satu per satu. Tapi Pemkot Surabaya sudah mempersiapkan aturan, sanksi melalui perda juga supaya orang bisa dikontrol," kata dia.

Sedangkan untuk pemilik mal, toko, masjid, sekolah dan lainnya, lanjut Windhu, juga harus melakukan persiapan dengan memperketat protokol kesehatan sesuai standar WHO. Sebelum dibuka dan ditutup juga perlu disemprot disinfektan.

"Yang menyiapkan protokol kesehatan, pertokoan, mal, masjid, sekolah dan lain-lain menyiapkan dulu, SD, infrastruktur, karyawan 50% yang bekerja agar tidak bergerombol, semua dipersiapkan," jelasnya.

Sementara bagi pemerintah yang perlu disiapkan adalah peraturan, regulasi, dan sanksi. Tak lupa juga rumah sakit darurat COVID-19 dipersiapkan untuk berjaga-jaga jika terjadi penularan besar.

"Dipersiapkan rumah sakit jika tiba-tiba terjadi penularan yang besar. Pemerintah di masa transisi ini atau di masa new normal life melakukan tes massal, tracing, treatment, dan isolating harus tetap ada, harus mencari orang yang sakit dan positif terus," pungkasnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.