Puluhan warga Banyuwangi terjangkit cikungunya membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi turun tangan. Sebanyak 28 warga mengalami lumpuh tiga hari.
Dinkes melakukan fogging di Dusun Garit, Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Masyarakat juga diminta menjaga kebersihan dengan menguras bak mandi sesering mungkin.
"Kami sudah lakukan fogging di daerah yang terkena penyakit cikungunya. Fogging dengan swadaya dengan alat yang dipinjami dari Puskesmas Singojuruh," ujar Selamet Suharli, Kepala Dusun Garit, kepada detikcom, Selasa (9/6/2020).
Penyemprotan dilakukan pemuda setempat, sementara alat dan bahan penyemprotan disiapkan oleh puskesmas setempat.
"Sudah kami lakukan kemarin dan hari ini," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Singojuruh Pri Bintoro mengatakan, dari laporan kepala dusun, pihaknya langsung terjun ke lapangan. Dirinya menemukan beberapa warga yang masih mengalami sakit.
"Ada warga yang menderita nyeri sendi, tetapi di RW yang lain, kami tindak lanjuti di puskesmas. Datang ke lokasi, melakukan pengamatan, ditemukan ada keluarga yang menderita, kami periksa, kami obati," ujarnya.
"Kemudian kami beri penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan Gertak BSM Plus dan kami laporkan ke Dinas Kesehatan berkoordinasi dengan bapak camat dan pemerintah desa kami tindak lanjuti dengan fogging," tambahnya.
Pri Bintoro menjelaskan cikungunya berbeda dengan DBD meski penyakit ini disebabkan oleh jenis nyamuk yang sama. Perbedaan cikungunya dengan DBD itu, jelas dia, di antaranya gejala dan lama korban yang terserang. Untuk DBD, jelas dia, gejalanya demam, nafsu makan berkurang, mual, muntah, dan ada memar.
"Jenis nyamuk sama, tetapi virusnya yang berbeda. Gejalanya juga berbeda. Ada titik merah bekas gigitan nyamuk, tidak ada rasa nyeri," paparnya.
Sedangkan pada cikungunya, masih kata dia, ada rasa nyeri di bagian belakang mata, daerah perut, dan otot. Gejala lainnya demam, kelelahan, dan nyeri pada persendian.
"Masanya tidak begitu lama, sedangkan penularannya sama, yaitu akibat gigitan nyamuk jenis Aedes aegypti atau Aedes albopictus," ungkapnya.