Pedagang Pasar di Blitar Tolak Skema Ganjil Genap Tahapan New Normal

Pedagang Pasar di Blitar Tolak Skema Ganjil Genap Tahapan New Normal

Erliana Riady - detikNews
Rabu, 03 Jun 2020 11:44 WIB
Pemkot Blitar tengah menggodok skema penertiban untuk penerapan new normal. Di sektor ekonomi, pemkot mengatur sistem ganjil genap bagi penjual di pasar-pasar tradisional.
Pedagang daging ayam di Kota Blitar/Foto: Erliana Riady
Blitar -

Pemkot Blitar tengah menggodok skema penertiban untuk penerapan new normal. Di sektor ekonomi, pemkot mengatur sistem ganjil genap bagi penjual di pasar-pasar tradisional.

Jadi, pedagang dengan nomor lapak genap bisa berjualan di tanggal genap. Begitu juga sebaliknya. Skema berjualan secara ganjil genap ini untuk mendisiplinkan physical distancing. Baik bagi pedagang maupun warga yang belanja.

"Ini masih kami godok skemanya. Untuk penjualan sistem ganjil genap, lapak sudah kami beri nomor. Akan diterapkan di tiga pasar tradisional. Yakni Pasar Templek, Legi dan Pon," kata Sekretaris Gugus Tugas COVID-19 Kota Blitar, Hakim Sisworo kepada detikcom, Rabu (3/6/2020).


Namun sistem ganjil genap ini langsung ditolak para pedagang di Pasar Templek. Seperti yang diutarakan Yayuk, yang sudah tiga tahun jualan ayam pedaging di sentra kulakan ini.

"Gak setuju. Kene bendino butuh mangan. Lek sedino dodol sedino ora, prayo podo karo sedino mangan sedino ora (Sini butuhnya makan tiap hari. Kalau sehari jualan sehari tidak, kan sama saja sehari makan sehari tidak," ujar Yayuk.


Begitu juga dengan Budi yang jualan beragam rempah dan bumbu dapur. Menurut Budi, tidak logis jika sistem ganjil genap jualan benar-benar diberlakukan. Ada dua masalah krusial yang membuat sistem ini tidak bisa diterapkan saat new normal.

"Pertama, kami ini sedang berusaha mengembalikan jumlah pelanggan yang turun sampai 80 persen akibat larangan keluar rumah kemarin. Kalau di sistem sehari jualan sehari gak, sangat berpengaruh ke pelanggan. Pasti pada pindah semua," terang Budi.


Masalah kedua, lanjutnya, bahan dagangan seperti tempe atau daging ayam tidak bisa menyimpan stok. Artinya dibikin atau disembelih hari ini, tidak bisa jika dijual esok harinya.

"Kacau kalau di sistem ganjil genap. Masih masuk akal itu kalau dikasih jarak. Itu kami masih bisa terima. Asal tetap bisa berjualan setiap hari," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.