Kota Malang menjalani fase transisi yang dimulai 31 Mei 2020. Fase menuju new normal ini diikuti dengan pembukaan mal, pusat perbelanjaan, gedung bioskop, hotel, kegiatan ibadah hingga lembaga pendidikan.
Fase transisi akan berlaku selama 7 hari, Peraturan Wali Kota Malang No 19 Tahun 2020 tentang pedoman masyarakat produktif dan aman COVID-19 telah diterbitkan untuk mendisiplinkan.
Wali Kota Malang Sutiaji menyebut, pembukaan mal ataupun pusat perbelanjaan akan mengacu pada protokol COVID-19. Seperti penyemprotan desinfektan secara berkala, penyediaan hand sanitizer sampai dengan tempat cuci tangan.
"Untuk kasir wajib memakai face shield mask, sarung tangan untuk menghindari transmisi uang. Sementara untuk kapasitas diwajibkan hanya 50 persen dari seluruh fasilitas yang ada," terang Sutiaji kepada wartawan, Senin (1/6/2020).
Sementara dalam Pasal 21 Perwal 19 Tahun 2020 mal, pusat perbelanjaan dan swalayan mulai buka pada pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB, diwajibkan melakukan penyemprotan desinfektan secara berkala. "Untuk gedung bioskop wajib setiap hari dilakukan penyemprotan disinfektan, karena areanya rawan," terang Sutiaji.
Sedangkan kapasitas mal, pusat perbelanjaan maupun swalayan, hotel serta tempat hiburan seperti gedung bioskop menerapkan pembatasan jumlah pengunjung atau 35 persen dari jumlah kunjungan pada saat kondisi normal.
"Untuk tempat karaoke masih tutup. Jumlah pengunjung akan dibatasi untuk di mal ataupun pusat perbelanjaan sesuai dengan Perwali 19 Tahun 2020," ujar Sutiaji.
Untuk lembaga pendidikan yang sebenarnya mulai masuk pada 1 Juni 2020 masih akan diterapkan sistem pembelajaran di rumah atau daring. Pemerintah Kota Malang tengah memikirkan sistem belajar mengajar yang diikuti separuh dari jumlah pelajar.
"Pendidikan sebenarnya sudah mulai masuk pada 1 Juni ini. Tetapi masuknya di rumah sambil menunggu proses selanjutnya. Ada rencana diterapkan separuh-paruh, tetapi bahwa banyak masukan kepada kami untuk tetap belajar di rumah. Dan akan kami pantau efektivitasnya, karena belum terbiasa belajar di rumah," beber Sutiaji.
![]() |
Politisi dari Partai Demokrat ini punya pemikiran untuk mengedukasi para pelajar tentang pencegahan COVID-19. Harapannya, para pelajar kembali bisa memviralkan dan menularkan kepada keluarga di rumah.
"Kita SD dan SMP punya sekitar 125 sampai 130 pelajar, ketika separuh diedukasi protokol COVID-19 nanti bisa diviralkan dan disampaikan kepada orang tua masing-masing. Jika diterapkan kembali masuk sekolah dengan jumlah separuh," pungkasnya.