Gelombang tinggi terjadi di pesisir selatan Trenggalek, akibatnya sejumlah warung dan tempat usaha rusak. Selain itu para nelayan terpaksa tak melaut.
Salah satu lokasi yang terdampak adalah wisata Pantai Konang di Desa Nglebeng, Kecamatan Panggul. Empasan gelombang hingga melompat ke daratan dan menyapu sejumlah gazebo yang dibangun warga di kawasan bibir pantai. Bahkan air laut juga sempat masuk ke warung atau rumah makan.
"Gazebo punya saya yang ada di pinggir pantai situ hancur, kemudian juga di sisi tengah situ juga ada beberapa yang rusak," kata salah seorang pemilik warung, Makarin, Kamis (28/5/2020).
Sejumlah pedagang berusaha melindungi tempat usahanya dengan membangun tanggul dari karung pasir di sekeliling warung. Gelombang tinggi tersebut terjadi sejak tiga hari terakhir dan terparah sejak tiga tahun terakhir.
"Ini seperti siklus empat tahunan. Setiap empat tahun pasti terjadi seperti ini," imbuhnya.
Sementara itu Kapolsek Panggul, Iptu Budi Hartoyo, menjelaskan kondisi cuaca buruk di pesisir selatan juga merata di seluruh wilayah pesisir Kecamatan Panggul. Mulai dari Pantai Konang, Pantai Pelang, Pantai Kili-kili hingga Pantai Joketro.
"Kalau untuk Pantai Pelang tidak terlalu berpengaruh, karena cuma sampai di kawasan pinus. Yang mepet bangunannya itu di Konang, termasuk kawasan konservasi penyu di Taman Kili-kili," kata Budi.
Pihaknya mengaku para nelayan di wilayahnya juga memilih berhenti melaut dan menyandarkan perahunya ke tempat yang relatif aman.
"Kalau di sini sudah tidak ada yang melaut. Kami juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati saat beraktivitas di kawasan pesisir," jelasnya.
Kondisi serupa juga terjadi di kawasan Teluk Prigi Kecamatan Watulimo. Gelombang tinggi mengakibatkan permukaan air laut di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi naik. Namun kondisinya dinilai masih relatif aman untuk sandar kapal dan perahu para nelayan.
"Kalau permukaan air naik sampai tangga bongkar yang bawah. Kalau hari biasa atau saat pasang tidak sampai segitu. Namun karena saat ini ada gelombang tinggi sehingga terjadi dorongan besar dari selatan, makanya permukaan air naik lebih tinggi," ujar Kepala Seksi Syahbandar PPN Prigi, Abdul Iman.
Menurutnya kondisi tersebut dinilai cukup berbahaya untuk aktivitas nelayan di Trenggalek, sebab rata-rata kapal kecil jenis slerek dan pancing.
![]() |
Pihaknya mengimbau para nelayan untuk tidak melaut untuk sementara waktu hingga kondisi gelombang kembali normal.
"Selain itu alat tangkap yang digunakan juga tidak cocok digunakan untuk mencari ikan saat kondisi gelombang tinggi," ujarnya.
Kata Iman, sebagian besar nelayan mengikuti instruksi yang dikeluarkan oleh otoritas pelabuhan, namun beberapa masih mencoba melaut di kawasan teluk.
"Ya ada yang mencoba, sampai di ujung teluk, kalau gelombang mereda mau ke rumpob, tapi ya itu nggak dapat ikan juga," jelasnya.
Iman berharap para nelayan bisa mematuhi imbauan yang dikeluarkan syahbandar, demi keselamatan bersama.