Pasien positif Corona di Jatim terus bertambah. Gubernur Khofifah Indar Parawansa meminta RS darurat segera dibuka untuk melayani pasien.
RS darurat yang didirikan di Gedung Pusat Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan, Jalan Indrapura Surabaya berkapasitas hingga 200 orang. Namun bisa dimaksimalkan sampai 500 orang.
Khofifah menyebut, RS Lapangan COVID-19 Jatim ini rencananya diperuntukkan bagi pasien positif baru yang berkategori ringan.
"Yang kita ingin bahwa yang di RS rujukan itu yang kondisi berat. Yang ringan dan sedang seyogyanya kita siapkan di rumah sakit lapangan seperti sekarang. Kalau total dengan ekstensifikasi kamar-kamar itu semua, bisa sampai 500 bed," ungkap Khofifah usai meninjau pembangunan RS Lapangan COVID-19 Jatim, Jumat (22/5/2020).
Selain itu, Khofifah menambahkan, melalui pembagian ini, daya tampung di rumah sakit rujukan akan semakin besar. Pada saat yang sama, semakin banyak juga pasien-pasien yang bisa ditampung untuk dilakukan perawatan.
Ia menegaskan, walaupun RS lapangan ini diperuntukkan bagi pasien COVID-19 kategori ringan, namun kelengkapan alat medis, keamanan dan keselamatan tenaga medis tetap menjadi perhatian.
Hingga hari ini, telah disiapkan 4 ventilator dan ribuan APD di dalam RS lapangan untuk peningkatan pelayanan ke masyarakat. Bahkan, untuk tenaga kesehatan dan keluarganya telah disiapkan pula kamar-kamar khusus di area RS Lapangan.
"Kita siapkan juga ICU, ventilator, hingga sarana pemulasaraan di belakang juga kita siapkan," imbuhnya.
Saat disinggung kepastian kapan dibukanya RS Darurat, Ketua Satgas Kuratif Penanganan COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuadi menyebut, RS darurat ini sudah siap.
"Insyaallah kalau besok (23/5) sudah ada pasien, sudah siap," ungkapnya.
Sesuai dengan arahan Khofifah, RS darurat ini diperuntukkan untuk kasus ringan, Joni menambahkan rencananya RS ini akan melekat kepada RSU dr Soetomo dan RS Unair.
RS darurat ini dibangun dengan dua basis utama, yaitu gedung dan tenda. Satu gedung utama tengah dalam persiapan. Sedangkan lima ruangan berbasis tenda telah rampung pengerjaannya. Kelima tenda tersebut nantinya akan dibagi peruntukannya. Yaitu tenda pasien wanita, tenda pasien pria, tenda screening dan tenda untuk keperluan administrasi.
Sedangkan untuk kesediaan tenaga kesehatan, Pemprov Jatim akan melakukan kolaborasi dengan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia). Bersama IDI dan PPNI akan dilakukan perekrutan tenaga relawan guna pengoptimalan pelayanan medis bagi pasien.