PSBB Kota Malang belum sepenuhnya diterapkan di Pasar Besar Malang. Interaksi pedagang dan pembeli tanpa menerapkan physical distancing.
Ribuan pedagang Pasar Besar Malang masih berjualan seperti biasanya, meski sudah terpasang nomor ganjil genap di masing-masing lapak pedagang. Pembeli harus berhimpitan karena lorong jalan yang tak begitu lebar.
Meski membawa masker, banyak pedagang memilih tak memakainya. Pasar Besar Malang merupakan pasar rakyat terbesar di Kota Malang, dengan menampung hampir 3.500 pedagang. Namun selama PSBB, hanya sekitar 1.500 pedagang yang berjualan.
Wali Kota Malang Sutiaji bersama Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko meninjau langsung kondisi Pasar Besar. Ia mengakui, usaha untuk menangkal penyebaran virus Corona yakni dengan menerapkan physical distancing.
"Tapi jangan ditanya di sini (Pasar Besar Malang) penerapan sistem ganjil genap tidak merata? Tadi disampaikan pedagang karena sepi atau lengang dari pembeli," ucap Sutiaji saat ditemui di Pasar Besar Malang, Jalan Pasar Besar, Kota Malang, Senin (18/5/2020).
Upaya yang dilakukan, kata Sutiaji, yakni sosialisasi agar masyarakat mulai mengubah perilaku dan menjalankan protokol kesehatan. Seperti memakai masker, jaga jarak serta pola hidup bersih.
"Tadi sudah hampir 95 persen pedagang memakai masker, begitu juga pembeli. Bukan saja di sini (Pasar Besar) tetapi di pasar-pasar tradisional lain, seperti Bunul, Kasin, Kebalen relatif sudah cukup bagus," imbuhnya.
Sutiaji menegaskan, pihaknya masih memberikan toleransi kepada warga yang melakukan pelanggaran. Atau belum terlaksananya sistem ganjil genap di Pasar Besar Malang.
"Sudah ditulis ganjil genap, tapi kita tolerir dulu. Tapi teman-teman pedagang harus menyadari betapa pentingnya mencegah terpapar virus Corona," terangnya.
Sutiaji mengutip keterangan Kapolda Jawa Timur Irjen Fadil Imran dalam video conference, terkait pernyataan Presiden Joko Widodo untuk berdamai dengan COVID-19. Satu sisi, harus menerapkan physical distancing, di sisi lain perekonomian harus tetap berjalan.
"Yang diterjemahkan oleh Bapak Kapolda, ekonomi masyarakat harus jalan, tidak berhenti. Memang ini menjadi debatebel ekonomi masyarakat harus jalan. Sisi lain penerapan physical distancing selama pelaksanaan PSBB," paparnya.
"Tapi goal-nya physical distancing ada punishment (sanksi) seperti penyitaan KTP. Kalau masih bandel dan punya usaha akan ditutup," tambahnya.
Selama berada di Pasar Besar Malang, ia juga membagikan masker kepada masyarakat atau pun pedagang yang ditemukan tak mengenakan masker di dalam pasar. Kemudian melakukan tes cepat secara acak terhadap 50 pedagang Pasar Besar yang hasilnya nonreaktif.
"Dari uji petik rapid test di sini (Pasar Besar) untuk 50 pedagang, alhamdulillah nonreaktif. Sama dengan hasil rapid test pedagang Pasar Bunul tadi, sebanyak 24 pedagang semua nonreaktif," pungkas Sutiaji.