"Pelaku utama ya korban yang meninggal dunia," tutur Kapolres Ponorogo AKBP Arief Fitrianto, Senin (18/5/2020).
Arief mengatakan korban yang ditetapkan sebagai pelaku utama ini berperan sebagai pembuat dan pencetus ide. Pihaknya pun masih mengejar pihak-pihak yang menyediakan bahan peledak tersebut.
"Kami masih kejar pihak yang menyediakan bahan peledak, namun karena banyak korban yang masih sakit menunggu pulih supaya bisa dimintai keterangan," jelas Arief.
Menurut Arief, sudah ada 11 saksi yang dimintai keterangan. Mulai dari keluarga hingga teman-teman korban yang mengetahui pembuatan petasan maut tersebut.
"Nanti dari hasil pemeriksaan baru kita ketahui keterkaitan korban lain dari kejadian tersebut," terang Arief.
Arief menjelaskan kesembilan korban petasan maut tersebut baru pertama kali belajar membuat petasan dari media sosial.
"Karena ingin coba-coba belajar dari media sosial akhirnya malah meledak," tukas Arief.
Sementara, untuk kondisi korban ada yang mengalami luka bakar hingga 70 persen. Bahkan ada salah satu korban, Fahlul (22) terpaksa harus diamputasi.
"Ini tentu jadi pembelajaran kita semua, jangan sampai kejadian seperti ini terulang. Bahkan ada korban meninggal, korban yang diamputasi dan korban luka bakar," imbuh Arief.
Sebelumnya, Jumat (15/5) lalu terjadi sebuah ledakan akibat petasan di rumah Lamidi, warga Dusun Sidowayah, Desa Sidoharjo, Kecamatan Jambon. Bahkan ada salah satu pembuat, Tomi meninggal dunia di tempat.
Data dari polisi, rincian korban ada Tomi (16) korban tewas sedangkan Fahlul (22), Pono (27) dan Lamidi (45) luka berat. Kemudian Faiz (10), Exel (12), Afif (12), Riki (20) dan Galih (12) mengalami luka ringan.
Tonton video Petasan Meledak di Sukabumi, 5 Orang Terluka:
(iwd/iwd)