"Pencapaian peserta KB baru dibandingkan tahun kemarin mengalami penurunan," tutur Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Ponorogo Harjono kepada detikcom, Jumat (15/5/2020).
Data di Dinas PPKB, tribulan pertama dari Januari hingga Maret 2019 ada 4.175 akseptor KB baru. Sedangkan bulan Januari hingga Maret 2020 ada 3.344 akseptor KB baru.
"Penurunan ini ada beberapa penyebab, karena dampak Corona warga jadi enggan datang ke fasilitas kesehatan karena takut. Kemudian juga karena faktor ekonomi sebab pelayanan kontrasepsi dipungut biaya untuk retribusi daerah terutama di RS Swasta," jelas Harjono.
Menurut Harjono, dengan menurunnya angka akseptor KB dipastikan jumlah kehamilan di Ponorogo akan meningkat drastis.
"Iya bisa dipastikan mengalami kenaikan (kehamilan), tapi kita baru lihat sekitar 6 bulan yang akan datang," tandas Harjono.
Harjono menjelaskan untuk bulan Maret 2020 ada 1.146 alat kontrasepsi yang digunakan di antaranya 232 IUD, 68 MOW, 115 kondom, 108 implan, 472 suntik dan 151 pil.
"Dampak adanya KB penurunan angka lahir sehingga angka laju pertumbuhan penduduk di Ponorogo rendah sekitar 0,12 persen. Ini karena masyarakat sadar pentingnya KB," tukas Harjono.
Pun selain itu pendewasaan usia perkawinan terutama penyuluhan kepada anak sekolah agar tidak ada pernikahan dini.
"Sebab dampaknya ke sosial, ekonomi dan kesehatan," pungkas Harjono.
Tonton juga video 30 Juta Karyawan Properti Diprediksi Terancam PHK Gegara Corona:
(fat/fat)