Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Jatim dr Joni Wahyuadi mengatakan berbeda dengan di luar negeri yang gejalanya panas. Di Jatim justru paling banyak merasakan batuk dan pilek.
"Jadi gejala yang dominan kita kalau baca di buku itu demam, kalau di jurnal-jurnal itu demam, tapi yang diketahui sampai sekarang disini itu gejala yang beda dengan Eropa kalau di sini ternyata gejala yang paling banyak khususnya Jawa Timur 52,1 persen itu batuk kemudian pilek," papar Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (12/5/2020).
Sementara untuk gejala demam di atas 38 derajat, menduduki peringkat ketiga dengan 26,2%. Sedangkan gejala keempat terbanyak yakni sesak nafas 24,7%.
"Demam nomor 3, sesak nafas kalau sudah sesak nafas itu sudah sedang ke arah berat. Jadi kalau masih batuk pilek demam itu demamnya naik turun itu masih masuk sedang, tapi kalau sudah sesak itu sudah itu berat," ungkap Joni.
Tak hanya batuk, pilek, demam hingg sesak nafas, gejala terbanyak kelima yang kerap dialami pasien yakni lemah 22,9%, kemudian menggigil 18,1% dan sakit tenggorokan dirasakan 17,1% pasien.
"Kemudian sakit otot, mual muntah, sakit kepala, ada diare. Tapi urutan ini yang paling banyak, bisa saja pasien itu datang dengan diare. Bisa saja demikian ada beberapa case di UGD datang dengan sakit perut dan diare. Ternyata kita eksplorasi dia menderita COVID, rapid testnya positif," paparnya.
"Gejala ini bukan berurutan, tapi yang terbanyak di Surabaya, Jatim adalah batuk pilek perlu diwaspadai," pesan Joni. (hil/fat)