Direktur RSUD Jombang dr Pudji Umbaran mengatakan, pasien bayi itu dirujuk RSUD Ploso ke rumah sakitnya pada Sabtu (2/5) sore. Dia memastikan bayi dirujuk ke RSUD Jombang tanpa menjalani rawat inap di RSUD Ploso.
"Kondisinya panas dan sesak nafas yang hebat," kata dr Pudji kepada wartawan, Kamis (7/5/2020).
Pemeriksaan laboratorium dan radiologi menunjukkan bayi perempuan itu menderita pneumonia atau radang paru-paru. Ayah bayi tersebut meninggal dunia sekitar Senin (27/4) di RSUD Ploso juga karena pneumonia.
Sehingga bayi yang baru berusia 11 bulan itu ditetapkan menjadi PDP terkait COVID-19. "Sejak itu kami rawat di ruang isolasi anak," terangnya.
Sayangnya, lanjut dr Pudji, pasien bayi tersebut meninggal dunia di ruang isolasi anak RSUD Jombang pada Rabu (6/5) pagi. Jenazahnya telah dimakamkan dengan protokol COVID-19.
"Pelayanan sudah kami berikan secara maksimal. Konsisi pasien memang sangat sesak dan sakitnya berat," ujarnya.
Dr Pudji memastikan pasien sempat menjalani tes swab sebelum meninggal dunia. Hanya saja hasilnya sampai hari ini belum keluar. Sehingga bayi tersebut belum bisa dipastikan negatif atau positif Corona.
"Orang tua dan keluarganya sudah kami lakukan rapid test, alhamdulillah hasilnya nonreaktif," tandasnya.
Bayi perempuan ini menjadi PDP keempat yang meninggal dunia di Kabupaten Jombang. Pasien pertama yakni perempuan 40 tahun asal Kecamatan Ploso meninggal dunia, Jumat (3/4).
Disusul pria 55 tahun penjual es keliling asal Kecamatan Peterongan pada Sabtu (18/4) dan pria 72 pengurus pesantren di Kecamatan Peterongan yang meninggal dunia pada Sabtu (2/5).
Bayi 4 Bulan di Parepare Positif Corona:
(iwd/iwd)