Wali Kota yang akrab disapa Ning Ita ini mengaku telah menyebarkan imbauan kepada masyarakat agar tidak mudik di tengah wabah virus Corona. Dia mengajak seluruh warga Kota Mojokerto yang saat ini tinggal di luar daerah agar tidak pulang kampung. Baik saat Ramadhan maupun menjelang Hari Raya Idul Fitri.
"Karena dengan tidak mudik cukup efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Indonesia," kata Ning Ita kepada wartawan saat meninjau Posko COVID-19 di balai RW Kelurahan Balongsari, Rabu (22/4/2020).
Ning Ita pun mendukung kebijakan larangan mudik yang mulai berlaku Jumat (24/4) nanti. Namun, dia berharap kebijakan itu juga disertai dengan penutupan akses masuk bagi para pemudik ke Kota Mojokerto.
Setidaknya terdapat 3 pintu masuk bagi para pemudik ke Kota Mojokerto. Yaitu melalui Tol Surabaya-Mojokerto dan Tol Jombang-Mojokerto bagian dari Tol Trans Jawa, Stasiun Mojokerto di Jalan Bhayangkara, serta terminal Kertajaya di Bypass Mojokerto.
"Karena itu menjadi akses masuk dari luar, butuh kebijakan dari level di atas kami untuk memutus (gelombang mudik) tersebut," terangnya.
Di lain sisi, lanjut Ning Ita, saat ini pihaknya memantau setiap pemudik yang masuk Kota Mojokerto untuk mencegah penyebaran virus Corona. Salah satunya dengan membuat pos pantau pemudik di akses masuk ke Kota Onde-onde.
"Kami juga melibatkan partisipasi masyarakat dengan membuat posko COVID-19 di setiap RW. Itu yang paling efektif karena masyarakat lebih tahu ketika ada pemudik," jelasnya.
Setiap pemudik yang datang, tambah Ning Ita, wajib melapor ke posko COVID-19 di setiap RW. Selanjutnya mereka akan diperiksa petugas medis. Jika mengalami gejala Corona, pemudik dari zona merah bakal diisolasi di rumah sakit.
"Yang tidak ada gejala tentu kami wajibkan isolasi mandiri. Kalau tak memungkinkan di rumahnya, kami siapkan ruang karantina di setiap kelurahan," tandasnya. (iwd/iwd)