.webp)
Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah Surabaya menganjurkan warga salat tarawih di rumah selama Ramadhan. Bahkan, salat idul fitri pun akan ditiadakan mencegah penyebaran Corona.
Keputusan itu telah disosialisasikan sejak seminggu lalu. Terlebih menjelang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya.
"Kami di Muhammadiyah Surabaya itu menganjurkan dan sudah jadi garis instruksi dari PP Muhammadiyah untuk salat tarawih, salat jumat, kemudian salat rawatib juga di rumah. Salat idul fitri juga sama kami tiadakan karena itu kan sunah," kata Sekretaris PD Muhammadiyah Surabaya M Arif An kepada detikcom, Rabu (22/4/2020).
"PD Surabaya sudah menyampaikan instruksi itu ke seluruh kecamatan se-Surabaya seminggu lalu. Jadi mohon dipatuhi karena dalam kondisi pandemi yang luar biasa. Kalau PP Muhammadiyah bahkan sudah sebulan yang lalu," tambahnya.
Tak hanya salat tarawih, kegiatan ibadah lainnya seperti itikaf, tadarus dan buka puasa di masjid juga ditiadakan. Sebab, kegiatan-kegiatan itu berpotensi menimbulkan kerumunan orang banyak.
"Jadi semua yang terkait dengan kegiatan sunnah itu akan kami tiadakan. Dan kami anjurkan di rumah semua. Jadi misal itikaf itu kan sunnah, walaupun itu dianjurkan di masjid tapi dengan kondisi seperti ini boleh dilakukan di rumah. Kemudian buka bersama malah itu harus dihindari karena berkerumun dengan massa," tegas Arif.
Imbau Salat Tarawih di Rumah, Kemenag: Sesuai Hadis Rasul:
"Ya termasuk kegiatan tadarus (baca Alquran selama Ramadhan) di rumah saja. Lebih baik juga karena rumah kita ini kan jannati surga biar memancarkan cahaya," imbuhnya.
Meskipun anjuran melakukan kegiatan ibadah selama Ramadhan sudah disosialisasikan, banyak respons keberatan dari warga. Ia pun memakluminya dan terus berusaha memberikan penjelasan kepada warga.
"Responsnya ada yang menolak ada yang menerima. Tapi ini kan garis organisasi tolong dihormati. Dan sekali lagi Surabaya ini zona merah. Tidak ada lagi kecamatan yang tidak kena meski ODP maupun PDP," beber Arif.
"Memang pemahaman keagamaan kita kan berbeda. Ada yang membandingkan kita ke masjid itu ke ATM atau mal atau ke pasar itu sesuatu yang beda. Masjid ini suci, itu interaksinya yang di ATM hanya satu orang beda dengan di masjid. Jadi tolong lah dipahami," papar Arif.
"Di Islam itu jelas. Kalau ada wabah harus dihindari. Kalau di dalam kota tidak boleh keluar. Sebaliknya yang di luar kota tidak boleh masuk," pungkasnya.
