Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkesdalduk KB Trenggalek Rufianto mengatakan sejak awal Januari hingga April ini serangan demam berdarah paling tinggi terjadi pada bulan Februari yang mencapai 135 orang.
"Rinciannya itu Januari 37 orang, Februari 135 orang, Maret 66 orang dan April 26 orang. Kalau melihat trend-nya sudah mulai terjadi penurunan," kata Rufianto, Rabu (22/4/2020).
Dari ratusan kasus tersebut jumlah tiga penderita meninggal dunia. Meskipun mulai menurun, dinas kesehatan mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap ancaman demam berdarah, dengan menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Kita jangan sampai lengah, jangan sampai keluarga kita terkena demam berdarah," imbuhnya.
Rufi mengaku terkait masih munculnya penderita demam berdarah, dinas kesehatan telah melakukan berbagai langkah, salah satunya fogging atau pengasapan di daerah-daerah yang telah terserang.
"Tapi perlu diingat fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, cara yang paling efektif adalah PSN dengan melalukan 3M plus, karena dapat membunuh jentik," ujarnya.
Sementara itu dari data di dinas kesehatan, sebaran demam berdarah hampir merata di seluruh kecamatan, namun jumlah pasien yang paling banyak berada Kecamatan Trenggalek, Pogalan, Karangan, Gandusari dan Tugu. (iwd/iwd)