Bupati Trenggalek Muhammad Nur Arifin mengatakan rumah singgah dan ruang observasi tersebut disiapkan di 14 lokasi yang tersebar di 14 kecamatan. Salah satu lokasi yang disiapkan adalah SMP Negeri 1 Pogalan. Sekolah yang saat ini masih dikosongkan tersebut bakan dimanfaatkan untuk menampung para pemudik yang tidak bisa menjalankan isolasi mandiri di rumah.
"Kami menyiagakan rumah singgah sekaligus ruang observasi pelayanan Covid-19 ini ditujukan bagi mereka yang masih memaksa mudik dan tidak memungkinkan untuk melaksanakan isolasi mandiri dirumah, maka kita observasi dahulu di tempat yang telah disediakan," kata Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, Rabu (15/4/2020).
Di tempat observasi itu siapkan lima ruang dan masing masing ruang bisa menampung lima hingga enam tempat tidur. Sehingga bila difungsikan secara maksimal bisa menampung hingga 100 orang.
Menurutnya karantina mandiri selama 14 hari terhadap para pemudik dinilai penting sebagai bentuk antisipasi guna meminimalisir penyebaran Virus Corona. Sebab selama perjalanan dari kota perantauan hingga Trenggalek, warga sangat rentan tertular virus.
Terlebih saat ini orang terpapar Virus Corona namun memiliki imunitas yang baik, belum tentu disertai dengan gejala atau yang biasa disebut Orang Tanpa Gejala (OTG). Meski demikian orang yang OTG bisa menjadi carrier dan bisa menularkan kepada orang lain.
"Makanya daripada jauh-jauh dari perantauan kemudian tidak bisa bertemu langsung dengan keluarga karena harus karantina 14 hari, lebih baik menunda dulu mudiknya," ujarnya.
Arifin menambahkan, setiap rumah singgah dan tempat observasi tersebut akan dilengkapi dengan dapur umum yang bertugas menyuplai kebutuhan makan para pemudik. (fat/fat)