Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Jombang Budi Winarno mengatakan, jumlah Orang Dalam Risiko (ODR) Corona terus melejit seiring masih tingginya gelombang mudik ke Jombang.
Jika jumlah ODR di Kota Santri masih di angka 4.800 jiwa pada Selasa (7/4), hari ini sudah menembus 7.279 jiwa. Dengan begitu, Kabupaten Jombang diserbu 2.479 pemudik hanya dalam 10 hari. Jika di rata-rata, warga yang pulang kampung mencapai 250 orang per hari.
"Peningkatan ODR karena gelombang mudik yang banyak. Jumlah ODR sampai hari ini 7.279 orang yang tersebar di 21 kecamatan," kata Budi kepada wartawan, Jumat (17/4/2020).
Tingginya pemudik ke Kabupaten Jombang, lanjut Budi, salah satunya imbas dari penerapan PSBB di DKI Jakarta dan daerah di sekitarnya. Ribuan warga Kota Santri itu memilih pulang kampung karena perusahaan-perusahaan tempat mereka bekerja tutup sementara.
"Karena Jabodetabek sudah dilakukan PSBB sehingga banyak perusahaan tutup, juga (pemudik) dari luar Jawa," terangnya.
Diakui atau tidak, Pemkab Jombang dibuat tidak berdaya untuk membendung para pemudik. Padahal imbauan agar warga pulang kampung selama wabah Corona, telah gencar dilakukan. Bahkan seruan tidak mudik juga datang dari kalangan ulama.
"Kalau imbauan untuk tidak mudik sudah, tapi piye carane batasi? (Bagaimana caranya membatasi?). Para pemudik kami karantina di sekolah-sekolah," tandasnya.
Tidak hanya itu, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kabupaten Jombang juga bertambah jika dibandingkan 10 hari lalu. Karena 7 April lalu ODP di angka 431, hari ini sudah menjadi 504 orang. Dari jumlah itu, 418 orang selesai masa pemantauan 14 hari.
Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Corona di Kota Santri saat ini hanya 4 orang. Yaitu 3 pasien selesai pengawasan, 1 pasien meninggal dunia.
Sementara pasien positif COVID-19 mencapai 7 orang. Mereka kini diisolasi di rumah sakit. Yakni 6 pasien di RSUD Jombang, 1 pasien RS Adi Husada Surabaya. (fat/fat)