Dalam waktu 5 menit, paket minimalis tersebut ludes dibagikan kepada ratusan pedagang. Salah satu pedagang bernama Mbah Jum mengaku baru pertama kali menerima bantuan masker.
"Ini yang kami tunggu-tunggu, sebab baru kali ini ada pembagian masker dan hand sanitizer di Pasar Keputran," kata Mbak Jum salah satu pedagang bawang di lokasi, Jumat (17/4/2020) dini hari.
Perempuan paruh baya ini mengaku senang dengan adanya pembagian masker dan hand sanitizer karena selama ini upaya pencegahan Corona di kawasan Pasar Keputran hanya dilakukan penyemprotan disinfektan.
"Kalau disemprot disinfektan sudah rutin, tapi kalau pembagian masker baru kali ini saya dapat," ujar Mbak Jum.
Rumiyanto, salah satu pedagang sayur mengaku senang akan adanya bantuan tersebut. Ia mengaku selama ini tidak bermasker baik saat keluar rumah maupun bekerja.
"Ya seharusnya harus begini, kita orang di pasar, lebih diperhatikan. Tadi juga diberi edukasi karena wabah Corona ini. Sejak wabah ini, omzet turun 50 persen," katanya.
Kadisperindag Jatim Drajat Irawan mengatakan pihaknya mendapat instruksi dari Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk implementasi protokol kesehatan antisipasi COVID-19 di pasar-pasar rakyat termasuk Pasar Tradisional Keputran Surabaya.
"Pertama, yang dilihat adalah apakah pedagangnya sudah pakai masker. Yang kedua, apakah pembelinya juga pakai masker, dan yang ketiga, apakah ada di dalam pasar ini terutama di pintu-pintu masuk ini disediakan tempat cuci tangan," kata Drajat.
Drajat menjelaskan hal yang tak kalah penting ialah ketersediaan pos kesehatan untuk antisipasi kalau ada pedagang atau pembeli yang sakit, serta penyemprotan disinfektan minimal dua kali dalam seminggu.
"Ternyata fakta di lapangan, belum banyak yang pakai masker sehingga Ibu Gubernur sengaja ingin memberikan masker kepada pedagang dan pembeli di Pasar Keputran dengan harapan semoga mereka dengan menggunakan alat ini bisa mencegah penularan virus Corona karena memang virus ini di antara penyebarannya ketika kemudian social distancingnya kurang dari 1 meter," jelasnya.
Ia berharap adanya pasar tradisional online di Keputran. Apalagi di Surabaya sudah ada beberapa pasar yang menjual barang dagangan secara online.
"Para pedagang ini menyetorkan data-datanya kemudian kita bantu lewat online pemasarannya. Makin banyak online sistem yang dibuat ini akan semakin bagus. Sebab selama ini baru ada 1.370 pedagang yang mendaftarkan komoditinya lewat pasar pasar online itu bisa lihat WA grup dan lainnya, sehingga masih banyak yang belum diakomodir," tandasnya.
Ditambahkan Drajat, pergerakan harga berbagai komoditas saat ini relatif stabil. Komoditas seperti bawang merah, bawang putih, beras, minyak goreng, cabe rawit serta bahan pokok lain masih normal, hanya gula yang mengalami kenaikan.
"Sudah masuk 35 ribu ton gula impor, lalu akhir April masuk lagi 21 ribu lalu ditambah lagi 30 ribu ton yang akan masuk. Semoga segera stabil, atau paling tidak bisa turun dari harga sekarang yang masih di kisaran Rp 18 ribu per kg," bebernya.
Drajat mengaku untuk menstabilkan harga gula salah satu upaya adalah dengan mendatangkan gula impor. Alasannya, musim giling tebu baru dimulai bulan Juni mendatang.
Sementara kebutuhan Jatim per bulan adalah 37 ribu ton, namun yang akan masuk gula impor sekitar 70 ribu ton sehingga bisa mencukupi sampai masuk musim giling.
"Kalau harga eceran tertinggi gula itu sebenarnya Rp 12.500 per kg. Tapi sekarang ini ada masalah distribusi dan lain sebagainya sehingga harga menjadi naik. mudah-mudah bisa berangsur-angsur kembali normal atau turun," pungkas Drajat.
Lawan Penimbun, Ridwan Kamil Targetkan Produksi Masker 1 Juta Per Hari:
(iwd/iwd)