Bupati Trenggalek ke Warga: Kami Sayang Kalian, Mohon Jangan Mudik

Bupati Trenggalek ke Warga: Kami Sayang Kalian, Mohon Jangan Mudik

Adhar Muttaqin - detikNews
Rabu, 15 Apr 2020 21:15 WIB
Bupati Trenggalek meminta warganya yang berada di perantauan tidak mudik selama pandemi Corona. Imbauan itu dikeluarkan untuk meminimalisir penyebaran COVID-19.
Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin/Foto file: Adhar Muttaqin
Trenggalek -

Bupati Trenggalek meminta warganya yang berada di perantauan tidak mudik selama pandemi Corona. Imbauan itu dikeluarkan untuk meminimalisir penyebaran COVID-19.

"Kami di Trenggalek susah berupaya dengan berbagai cara agar Jumlah kasus Corona di Trenggalek bisa ditekan semaksimal mungkin. Makanya kami harap para perantau untuk menunda mudik dulu," kata Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, Rabu (15/4/2020).

Menurutnya, silaturahmi dengan keluarga di rumah saat Idul Fitri bisa diganti dengan memanfaatkan teknologi informasi. Berupa telepon, panggilan video hingga berbagai aplikasi pengirim pesan.


Bupati menjelaskan, kepulangan para pemudik dinilai akan menambah risiko penyebaran virus Corona. Sebab tidak semua orang yang terpapar belum tentu menimbulkan gejala dan sulit dideteksi tanpa melalui uji laboratorium.

"Kami menyayangi kalian semua, tapi kami mohon untuk saat ini jangan mudik dulu. Karena semakin anda memaksa untuk mudik dan masuk ke Trenggalek, maka anda semakin tidak memberikan ruang bagi beristirahatnya virus untuk menyebar," imbuhnya.

Pihaknya khawatir jika terjadi lonjakan pemudik, jumlah orang yang terpapar Corona akan semakin bertambah. Hal ini dinilai cukup beralasan, sebab orang yang terpapar Corona namun tidak bergejala bisa menjadi carrier atau menularkan kepada orang lain.


Jika kasus COVID-19 semakin banyak, maka tugas tim dokter, perawat, relawan, TNI dan Polri hingga jajaran pemerintah desa akan semakin berat. "Mari kita saling berempati dan tolong menolong dalam hal ini. Bila anda tidak bisa membantu dana dan tenaga untuk masyarakat terdampak, cukup bantulah Indonesia ini dengan mengurangi kunjungan anda dari satu kota ke kota lain. Termasuk tidak melakukan mudik," kata Arifin.

Bupati berharap, langkahnya mendapat sambutan yang baik dari masyarakat lokal maupun warga yang di perantauan. Di tingkat desa, pemerintah bersama masyarakat melakukan pemantauan terhadap seluruh warganya yang berada di perantauan.

Para perantau yang nekat mudik di Trenggalek diminta untuk melakukan karantina mandiri di rumah minimal selama 14 hari. Langkah itu sebagai upaya untuk meminimalisir penyebaran virus Corona


Bupati Arifin juga meminta warga untuk saling bergotong-royong dalam penanggulangan virus Corona. Sehingga situasi kembali normal seperti sedia kala.

"Semangat kita jangan sampai kendur dalam kewaspadaan ini. Karena tidak ada yang tahu bagaimana penyebaran virus tersebut tersebut karena tidak terlihat secara kasat mata," imbuhnya.

Pemkab menyiapkan sejumlah rumah singgah dan ruang observasi guna mengantisipasi sejumlah perantau yang nekat mudik menjelang Idul Fitri. Bupati Arifin mengatakan, rumah singgah dan ruang observasi tersebut disiapkan di 14 lokasi yang tersebar di 14 kecamatan. Salah satunya SMP Negeri 1 Pogalan. Sekolah yang saat ini masih dikosongkan tersebut bakal dimanfaatkan untuk menampung para pemudik yang tidak bisa menjalankan isolasi mandiri di rumah.


"Kami menyiagakan rumah singgah sekaligus ruang observasi pelayanan COVID-19 ini, ditujukan bagi mereka yang masih memaksa mudik dan tidak memungkinkan untuk melaksanakan isolasi mandiri di rumah. Maka kita observasi dahulu di tempat yang telah disediakan," paparnya

Di tempat observasi itu siapkan lima ruang dan masing-masing ruang bisa menampung lima hingga enam tempat tidur. Sehingga bila difungsikan secara maksimal bisa menampung hingga 100 orang.

Menurutnya, karantina mandiri selama 14 hari terhadap para pemudik dinilai penting sebagai bentuk antisipasi guna meminimalisir penyebaran virus Corona. Sebab selama perjalanan dari kota perantauan hingga Trenggalek, warga sangat rentan tertular virus.


Terlebih, orang terpapar Corona namun memiliki imunitas baik, belum tentu disertai dengan gejala atau yang biasa disebut Orang Tanpa Gejala (OTG). Meski demikian, OTG bisa menjadi carrier dan bisa menularkan virus kepada orang lain.

"Makanya dari pada jauh-jauh dari perantauan kemudian tidak bisa bertemu langsung dengan keluarga karena harus karantina 14 hari, lebih baik menunda dulu mudiknya," sambungnya.

Arifin melanjutkan, setiap rumah singgah dan tempat observasi tersebut akan dilengkapi dengan dapur umum. Yakni untuk menyuplai kebutuhan makan para pemudik.

Halaman 2 dari 3
(sun/bdh)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.