Sebulan Poli Khusus RS Unair Periksa 2.000 Lebih Orang, 2 Berstatus PDP

Sebulan Poli Khusus RS Unair Periksa 2.000 Lebih Orang, 2 Berstatus PDP

Esti Widiyana - detikNews
Selasa, 14 Apr 2020 10:33 WIB
Sebulan Poli Khusus Terima 2.000 Lebih Orang
Poli khusus pemeriksaan Corona (Foto: Esti Widiyana/detikcom)
Surabaya - Poli Khusus di RS Unair Surabaya sudah berjalan lebih dari sebulan. Tepatnya Senin 9 Maret 2020. Meski sudah berjalan sebulan, poli khusus hingga kini masih banyak didatangi orang yang ingin memeriksakan diri terkait Corona.

Jubir Tim Satgas Corona RS Unair dr Alfian Nur Rasyid SpP mengatakan, sudah ada ribuan orang memeriksakan diri dalam sebulan. Setiap harinya pun, 100 kuota antrean selalu habis.

"Poli khusus masih ramai. Tapi tidak seantre waktu awal-awal yang membludak. Kuota 100 orang selalu habis, masih terpenuhi. Total sudah ada sekitar 2.000 orang lebih," kata Alfian saat dihubungi detikcom, Selasa (14/4/2020).

Ia mengatakan kebanyakan yang datang memiliki keluhan. Baik dari daerah terjangkit atau merasa kontak dengan carrier.

"Yang datang kebanyakan batuk, demam, nyeri tenggorokan," ujarnya.

Sementara jumlah orang yang datang ke poli khusus karena pikirannya was-was terjangkit Corona, Alfian mengaku sudah berkurang. Sebab RS Unair selalu memberikan edukasi Corona kepada orang yang menjalani pemeriksaan.

"Orang-orang yang was-was atau takut sudah sedikit berkurang, karena sudah diberikan edukasi saat periksa," jelasnya.

Selama memeriksa lebih dari 2.000 orang di Poli Khusus tersebut, RS Unair menemukan Pasien dalam Pengawasan (PDP). Mengetahui hal itu, pasien langsung dirawat di ruang isolasi.

"Ada dari poli khusus langsung dirawat. Ada dua atau tiga pasien. Statusnya PDP waktu itu," tambahnya.

Dari info yang diterima, pasien memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Corona atau carrier. Sebab jika dari negara terjangkit, beberapa bandara di Indonesia sudah dibatasi dan banyak negara yang sudah menetapkan lockdown.

"Riwayatnya kontak. Sekarang sudah lockdown, jadi ya transmisi lokal (Jika ditemukan pasien selain riwayat kontak)," pungkasnya.

Simak Video Pemuda Marah-Marah Tak Terima Ditegur karena Tak Pakai Masker:

(fat/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.