"Dia (PDP corona yang meninggal) ikut pelatihan di asrama haji Surabaya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Sujatmiko kepada wartawan, Kamis (2/4/2020).
Sujatmiko mengatakan terdapat 17 orang petugas medis maupun pegawai Kemenag asal Kabupaten Mojokerto yang mengikuti pelatihan di asrama haji Surabaya pada 9-18 Maret lalu. Pihaknya baru melakukan rapid test terhadap 17 orang itu, Sabtu (28/3). Rapid test dilakukan menyusul adanya peserta pelatihan asal Kediri yang meninggal dan dinyatakan positif corona.
Hasilnya, 16 orang dinyatakan negatif corona. Begitu juga PDP asal Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto yang meninggal kemarin malam. Pria 53 tahun itu baru ditetapkan sebagai PDP corona sejak dirawat di RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo karena menderita sesak nafas, Sabtu (28/3).
"Dari 17 orang, satu yang rapid tesnya positif. Saat ini masih menunggu hasil tes swab di Soekandar (RSUD Prof Dr Soekandar di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto)," terang dr Sujatmiko.
Kepala Kemenag Kota Mojokerto Zaini membenarkan PDP yang meninggal adalah ASN di kantornya. ASN 53 tahun itu satu-satunya pegawai Kantor Kemenag Kota Mojokerto yang mengikuti pelatihan di asrama haji Surabaya.
"Benar beliau ikut pelatihan calon pembibing jemaah haji di Surabaya. Saat pulang beliau masuk kantor seperti biasa. Sebelum ada corona beliau sudah batuk," jelasnya.
PDP corona tersebut meninggal saat dirawat di ruang isolasi RSUD Dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto, Rabu (1/4) sekitar pukul 23.00 WIB. Pasien dirawat karena menderita sesak nafas. Jenazahnya telah dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto pagi tadi.
Update Corona di Indonesia: 1.790 Kasus, 170 Meninggal:
(iwd/iwd)