Pengusaha tersebut adalah Nina Hardiana (30), warga Jalan Sumantri Nomor 4, Dusun/Desa Plosogeneng, Kecamatan/Kabupaten Jombang. Istri Tommy Purwanto itu selama ini menekuni bisnis gaun pengantin. Tak ayal dia mempunyai sejumlah mesin jahit di rumahnya.
Sejak wabah Corona melanda Jatim, yang mengakibatkan kelangkaan baju APD, Nina memilih banting setir. Setelah berhenti membuat gaun pengantin, dia coba-coba membuat baju APD.
"Saya melihat banyak rumah sakit dan paramedis kesulitan mendapatkan baju APD. Awalnya saya membuat 20 pieces untuk saya donasikan. Alhamdulillah setelah itu banyak pesanan," kata Nina kepada wartawan di rumah yang juga digunakan untuk memproduksi baju APD, Rabu (1/4/2020).
Berawal dari coba-coba dan niat beramal, kini Nina mengaku kebanjiran pesanan baju APD. Saat ini dia harus memproduksi 1.000 potong baju yang biasa digunakan petugas medis dan paramedis yang merawat pasien Corona tersebut. Menurut dia, pesanan datang dari RSUD Jombang serta rumah sakit di Blitar, Pamekasan, Surabaya, dan Jakarta.
"Selain rumah sakit, pemesan juga para donatur yang akan membagikan gratis baju APD ke rumah sakit. Saya tak menyangka permintaan membeludak," ujarnya.
Perempuan berhijab ini mengaku baru tiga hari yang lalu mulai memproduksi baju APD. Dia memberdayakan 20 ibu rumah tangga yang sedang menganggur karena wabah Corona.
"Kemarin-kemarin hanya bisa membuat 50 pieces baju APD dalam sehari. Mulai hari ini ibu-ibu makin banyak yang ikut bekerja karena menganggur dampak Corona. Sehari saya buat 100 pieces," terangnya.
Setiap baju APD coverall dibuat Nina menggunakan kain spunbond non woven dengan ketebalan 70 gsm. Bahan baku dia dapatkan dari Surabaya. Setiap rol kain sepanjang 100 meter cukup untuk membuat 40 pieces baju APD.
"Kami buat sesuai standar IDI (Ikatan Dokter Indonesia). Mulai bahan hingga modelnya sudah ditentukan IDI," ungkapnya.
Nina menjual baju APD buatannya Rp 55 ribu per pieces. Menurut dia, angka tersebut di bawah harga yang ditetapkan pemerintah Rp 80 ribu per pieces.
Selain lebih murah daripada harga pasaran, baju APD buatan Nina dinilai rapi dan sesuai standar IDI. Seperti yang dikatakan Rosi (45), warga Desa Sengon, Kecamatan Jombang. Dia memesan 100 pieces baju APD dari Nina untuk disumbangkan ke rumah sakit di Kota Santri.
"Sudah sesuai standar IDI, jahitannya rapi, harganya di bawah harga pasaran, sehingga terjangkau untuk para donatur yang ingin membantu petugas medis sebagai garda terdepan melawan wabah Corona," jelasnya.
Rosi mengaku ingin berdonasi ke petugas medis dan paramedis karena banyak pemberitaan terkait kelangkaan baju APD. "Saya berbuat semampunya untuk daerah saya. Kami mendukung paramedis di garda terdepan melawan Corona," tandasnya.
Pemerintah Distribusikan Ribuan APD dan Belasan Juta Masker ke RS:
(fat/fat)