Akibat kejadian ini, warga pun harus memutar sejauh satu kilometer untuk bisa ke desa lain. Jembatan ini jadi akses masyarakat untuk keperluan sosial, ekonomi, dan pendidikan.
Pantauan detikcom, jembatan yang memiliki panjang sekitar 20 meter ini hanyut dibawa arus sungai tanpa tersisa. Kejadian ini pun sempat terekam oleh warga setempat.
Bahkan didalam video berdurasi 30 detik tersebut tampak jelas jembatan Trunojoyo hanyut usai tak kuat menahan beban tumpukan sampah bambu dan derasnya aliran sungai.
Beberapa warga tampak berkerumun di dua sisi jembatan, mereka menyaksikan jembatan yang baru diperbaiki tahun 2018 itu hanyut tak bersisa.
Kades Dadapan Rusmiatin menjelaskan hujan terjadi pada pukul 13.00 WIB di wilayah Slahung. Akibatnya debit air meningkat di anakan sungai Slahung.
"Sekitar pukul 15.00 WIB, jembatan Trunojoyo hanyut akibat beberapa rumpun bambu yang menyeret jembatan. Warga terpaksa mencari jalur alternatif lain berjarak satu kilometer," papar Rusmiatin, Rabu (25/3/2020).
Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menambahkan pihaknya langsung mengecek langsung dan melihat kondisi masyarakat.
"Ada jalan alternatif, tapi itu pun hanya bisa dilalui kendaraan roda 2," ujar Ipong.
Pihaknya bakal merumuskan pembiayaan untuk jembatan Trunojoyo. Nantinya, diputuskan apakah dibangun jembatan sementara ataupun permanen.
"Kita coba hitung dulu kalau biayanya bisa maksimal Rp 200 juta, kita bisa buatkan permanen bentuknya jembatan gantung supaya aktifitas berjalan kembali, mungkin selesai dalam waktu 2-3 bulan," terang Ipong.
Ipong pun berpesan kepada para pemilik lahan yang berada di sepanjang aliran sungai agar merapikan batang bambu miliknya.
"Yang punya pohon bambu dirapikan supaya tidak terjadi seperti ini," pungkas Ipong. (iwd/iwd)