Kepala KKP Probolinggo, Budiono mengatakan isolasi tersebut berawal pada Minggu (8/3) saat 10 ABK tersebut pulang dari Batam menuju Surabaya menggunakan pesawat.
Sesampai di Surabaya, mereka melanjutkan dengan perjalanan darat menuju Probolinggo. Pada Kamis (19/3), 6 orang ABK datang ke klinik KKP Kelas II Probolinggo.
Dari pemeriksaan, diketahui 2 ABK memiliki keluhan panas dengan suhu sekitar 38 derajat celcius dengan kondisi flu, batuk, dan sesak nafas. Sedangkan 4 ABK lainnya, mengalami panas 37,9 - 39,8 derajat celcius dengan kondisi sedikit flu.
Baca juga: Seorang PDP Corona di Probolinggo Meninggal |
"Karena mendapati kondisi itu, dua ABK didampingi petugas KKP langsung kami rujuk menggunakan ambulans ke RSUD dr Mohammad Saleh. Dan dinyatakan, kedua ABK tidak mengarah ke tanda-tanda Covid-19 dan hanya diminta tindakan rawat jalan," ujar Budiono kepada detikcom, Senin (23/3/2020).
Akan tetapi, menyikapi perkembangan sebaran Covid-19 di Indonesia saat ini, KKP akhirnya mengambil kebijakan untuk mengkarantina seluruh ABK di atas kapalnya. Sesuai riwayat perjalanannya, di mana masa inkubasi sendiri selama 14 hari.
"Guna memastikan seluruh ABK sehat. Maka ditetapkan sampai Senin (23/3) atau lebih 14 hari masa inkubasi," pungkas Budiono.
Ditjen KKP Probolinggo dr Solihah mengatakan selama masa karantina, ke-10 ABK dilakukan pemeriksaan kesehatan oleh petugas KKP. Pada perkembangannya, setiap harinya kondisi para ABK menunjukkan perkembangan yang baik, dan hari ini dinyatakan telah sehat.
"Pada 19 Maret lalu, sebenarnya sudah dilakukan pemeriksaan dan diberikan pengobatan dua kali dan kondisinya menjadi lebih baik. Namun guna menjamin kesehatan semuanya, karantina akhirnya dilakukan hingga akhirnya dinyatakan benar-benar sehat," terangnya.
Karena dinyatakan sehat, para ABK tersebut diizinkan mencari ikan dengan kapalnya di perairan wilayah timur Indonesia. (iwd/iwd)