Warga Jember menemukan komplek bebatuan besar berbentuk meja melingkar yang ditopang batuan kecil di bawahnya. Bebatuan itu diduga peninggalan zaman megalitikum.
Komplek bebatuan itu ditemukan di Padukuhan Calok, Dusun Salak, Desa/Kecamatan Arjasa. Batu besar itu berdiameter kurang lebih 3 meter dengan ketebalan 30 sentimeter. Warga menduga, batu-batuan tersebut adalah Batu Dolmen.
Awalnya warga akan memecah batu tersebut menjadi bongkahan batuan untuk membangun rumah. Tapi setelah mengetahui batuan besar itu juga dikelilingi batuan lain dengan pola melingkar, niat memecah batu urung dilakukan. Warga juga belum melaporkan penemuan batuan tersebut ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Jember.
Di lokasi tersebut juga banyak ditemukan bentuk batu serupa yang memiliki pola tertentu. Sehingga kini warga hanya swadaya menjaga dan membersihkan lokasi yang jadi tempat penemuan.
"Kami menyebutnya komplek Batu dolmen, karena di lahan sekitar 1 hektare ini, ada beberapa batuan yang sama dan membentuk pola. Awalnya sempat batu-batu ini mau dipecah untuk jadi bahan bangunan," kata Ketua Sanggar Seni Tabuta'an Duplang Nusantara, Ahmad Ismanto saat dikonfirmasi wartawan, Kamis (19/3/2020).
Ismanto mengatakan, lahan yang ditumbuhi pepohonan sengon itu milik Pak Tut. Warga awalnya hanya menganggapnya batuan biasa.
"Tapi karena merasa aneh dengan polanya yang melingkar. Kami mengetahuinya mirip tempat sesembahan. Sehingga hanya kami bersihkan, dan diketahui penemuan ini. Luas lahan (tempat penemuan batu) kurang lebih satu hektare dari luas 4 sampai 5 hektare total seluruhnya," jelasnya.
Di zaman megalitikum dulu, kata Ismanto, sepengetahuannya Batu Dolmen adalah tempat untuk sesembahan. "Jadi kami menganggapnya komplek Batu Dolmen ini. Bahkan bentuk susunan lahan yang membentuk teras siring itu karena dari awalnya begitu. Bukan sengaja kami buat," imbuhnya.
Warga pun swadaya menjaga dan membersihkan lokasi komplek batu dolmen itu dengan harapan untuk menjaga kelestariannya. "Kami berharap ada peneliti ke sini, dan menelitinya. Siapa tahu memberikan informasi tentang sejarah di tempat kami," kata pria yang juga dianggap sebagai tokoh masyarakat itu.
Untuk menuju ke lokasi penemuan batu terbilang mudah. Dari Jalan Provinsi Jember-Bondowoso, belok kiri masuk Desa Arjasa di kawasan Pasar Arjasa. Kemudian mengikuti jalanan desa yang berjarak kurang lebih 100 meteran dari jalan besar.
Warga sekitar sudah banyak yang mengetahui penemuan komplek batu dolmen tersebut. Menyikapi penemuan yang diduga dari zaman prasejarah itu, Plt Kepala Disparbud Jember Dannie Allcholin mengatakan, akan segera meninjau lokasi penemuan tersebut, dan akan melakukan penelitian pendahuluan.
"Dari kami nanti akan ke lokasi dan melakukan penelitian pendahuluan untuk memastikan kebenaran batu tersebut," ujarnya.
Dannie juga mengungkapkan ada temuan sebelumnya. "Seperti situs duplang juga tidak jauh dari sana. Maka dari itu akan kami cek sebelumnya," pungkasnya.