Wali Kota Surabaya Tri Rismahatini mengatakan thermal detector itu sebagai alat antisipasi. Karena manusia tidak tahu cobaan seperti apa yang akan diberikan Tuhan.
"Sebagai manusia kita wajib ikhtiar. Kemarin aku pergi ke DPR RI karena ada urusan, ternyata di luar setelah tak pikir ya benar juga ya kalau di luar (pasang thermal detector). Kalau sudah masuk kan kita terlambat, tapi kalau sebelum masuk kita akan ketahui," jelas Risma di Balai Kota, Selasa (10/3/2020).
Menurut Risma, suhu tubuh itu sebetulnya 37,8 derajat celcius. Tapi Pemkot Surabaya menggunakan standar 37,5 derajat celcius.
Jika seseorang yang diperiksa menggunakan thermal detector suhu tubuhnya melampaui batas normal, maka disarankan untuk segera memeriksakan tubuh.
"Jadi itu tidak mesti corona, bisa juga typus seperti itu. Kemudian, artinya dia harus sudah berobat, kemudian mungkin flu bisa juga seperti itu. Jadi tidak mesti corona, tapi dia wajib untuk periksa," tuturnya.
Bahkan, Risma sendiri setiap hari selalu mengecek suhu tubuhnya menggunakan thermal detector.
"Iyo cucuku itu ya ngomong ayo yang ti diperiksa, sampai kabeh jalok diperiksa. Aku di rumah pun ya tak tut (periksa) gini," cerita Risma.
Thermal detector kini tengah disiapkan di tempat pelayanan umum di Surabaya. Tak hanya itu, kini pihaknya juga sudah memasang wastafel portable di pasar hingga sekolah dan beberapa titik lainnya.
"Cuma peralatannya terbatas. Sekarang kami cari sabun itu maunya yang tidak kesentuh gini jadi otomatis gitu tapi sudah enggak ada barangnya," pungkas Risma.
Tonton juga Siaga Corona, Kini Masuk Istana Kepresidenan Harus Cek Suhu Tubuh :
(iwd/iwd)