"Loh sebetulnya iuran naik atau tidak, itu kan intinya untuk menutup defisitnya (utang) BPJS. Tetapi selama ini rumah sakit tidak ada pengaruh apapun mau iuran naik atau tetap," kata Dodo kepada detikcom saat dikonfirmasi, Selasa (10/3/2020).
Dodo menjelaskan bila iuran BPJS naik, pihak rumah sakit akan senang karena utang akan cepat dibayar oleh BPJS. Namun Persi Jatim tak mempermasalahkan bila iuran BPJS batal naik.
"Saya juga meluruskan, semisal iuran jadi naik, tarif di rumah sakit sama saja, tidak mengalami kenaikan. Kalau naik, kita alhamdulillah, cepet-cepet dibayar sama BPJS, itu saja keuntungannya buat kita," jelasnya.
"Efeknya, kemungkinan bayar utangnya ikut mundur. Tentu kita punya harapan dari aspek rumah sakit agar utang cepat dibayar. Tapi berhubung dibatalkan, ya sudah kita menerima saja," lanjutnya.
Mantan Dirut RSU dr Soetomo ini menjamin, standar pelayanan rumah sakit tetap baik. Karena naik atau turunnya iuran BPJS tidak akan mengubah standar pelayanan rumah sakit.
"Intinya di situ, rumah sakit tetap tidak ada pengaruh. Standar pelayanan tetap baik dan tetep ditingkatkan. Apalagi, seluruh rumah sakit sudah terakreditasi," tandasnya.
Dodo berharap, BPJS segera membayar utang di rumah sakit. Karena, bila berbulan-bulan molor, bisa-bisa rumah sakit kolaps, khususnya rumah sakit swasta yang punya masalah keuangan.
Simak Juga Video "MA Batalkan Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan, Mahfud: Tak Boleh Melawan"
(fat/fat)