Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Banyuwangi sepakat menjaga persaudaraan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Sepakat tidak terprovokasi tragedi yang menimpa Muslim di India.
FKUB Banyuwangi mendatangi mapolresta setempat. "Kami Forum Kerukunan Umat Beragama Kabupaten Banyuwangi memilih cinta damai dan menyikapi setiap persoalan dengan arif dan bijaksana," kata Ketua FKUB Banyuwangi, KH M Yamin saat deklarasi kerukunan umat beragama, Senin (2/3/2020).
FKUB mengimbau umat beragama khususnya di Banyuwangi, tidak terprovokasi oleh persoalan agama yang saat ini sedang memanas di India. "Mari percayakan penyelesaian ini kepada pemerintah melalui upaya-upaya diplomatik," imbuhnya.
Senada dengan itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Suminto, mengajak umat Hindu di Indonesia untuk tidak ikut bereaksi atas apa yang terjadi di India. Lebih mengedepankan saling menghormati dan menyayangi sesama.
Suminto menyebutkan, deklarasi cinta damai ini dilakukan semua elemen umat beragama, sebagai langkah awal untuk terus menjaga persaudaraan, apapun yang terjadi.
"Ini merupakan upaya pencegahan dini terhadap persoalan terkait agama. Sekaligus bentuk penguatan ikatan batin sesama umat beragama," imbuh Suminto.
Sinergitas beragam yang selama ini sudah terbangun kokoh di Banyuwangi, hendaknya tetap dijaga dan selalu menjadi prioritas utama dalam bermasyarakat. Terkait sejumlah reaksi yang timbul saat ini, Suminto dan umat Hindu memilih untuk memberikan kepercayaan terhadap Pemerintahan Indonesia.
"Sesuai ajaran agama yang kami dapatkan, tidak menyakiti dan tidak membunuh adalah dharma tertinggi. Nilai ini harus dipegang teguh umat Hindu dan jangan mencampuri urusan orang lain," imbuhnya.
Deklarasi ini disambut baik Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banyuwangi. Kapolresta Banyuwangi Kombes Arman Asmara Syarifudin menyambut baik serta mendukung penuh upaya preventif yang diambil oleh FKUB. Menurutnya, deklarasi damai ini merupakan sebuah tindakan mencegah reaksi yang diharapkan menstimulus umat beragama untuk menjalin kerukunan.
Menurut Kapolresta, soal hukum pidana memang menjadi tugas utama kepolisian dalam menegakkannya. Namun, soal kedamaian masyarakatnya ini merupakan tanggung jawab secara bersama. Baik kemandirian dalam memeluk agama, atau hidup berdampingan secara lintas agama.
"Terimakasih untuk FKUB. Jogo Banyuwangi untuk Indonesia maju, sudah menjadi harga mati," kata Arman.
Terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas yakin masyarakat Banyuwangi menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama. Deklarasi yang dilakukan FKUB merupakan bentuk keharmonisan dan kerukunan antarumat beragama di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa.
Tak hanya umat Muslim dan Hindu saja, menurutnya kemesraan lintas agama di Banyuwangi ini juga melibatkan peran umat Kristen, Katolik, Budha, Konghucu dan semua kepercayaan yang ada. Di mana inti dari tujuan semuanya adalah hidup berdampingan, meski memiliki perbedaan kepercayaan.
"Kopi boleh dingin, kebersamaan harus tetap hangat. Mari tetap jaga persaudaraan ini tetap hangat dan utuh," pungkas Anas.