Isu penculikan anak tengah marak di berbagai kota termasuk Surabaya. Namun pihak kepolisian memastikan tidak ada aksi penculikan anak di Kota Pahlawan.
"Untuk isu (penculikan), sampai saat ini terklarifikasi. Bahwa belum ada dan tidak ada penculikan di daerah Jawa Timur. Khususnya di Surabaya," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Sandi Nugroho saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (25/2/2020).
Sandi menambahkan, jika masyarakat menemukan dugaan aksi penculikan anak, saat ini Polrestabes Surabaya sudah punya aplikasi Jogosuroboyo. Aplikasi itu siap menerima pengaduan masyarakat selama 24 jam.
"Dan apabila ada keresahan masyarakat, saat ini ada informasi dari masyarakat terhubung langsung dengan kepolisian yang ditangani 24 jam tujuh hari dalam satu minggu. Yaitu melalui aplikasi Jogosuroboyo. Setiap ada informasi yang kaitannya dengan itu (isu penculikan) agar disampaikan melalui aplikasi Jogosuroboyo supaya bisa tertangani oleh kepolisian dengan cepat," tambah Sandi.
Ia kemudian menyinggung soal isu penculikan anak yang terjadi di Karangrejo, Wonokromo, Senin (24/2). Polisi bergerak cepat dan mengklarifikasi bahwa itu bukan aksi penculikan anak.
"Seperti halnya kemarin itu kan dari grup WA (whatsApp) nanti nyampe ke kami baru bisa kita tindaklanjuti. Kalau bisa jangan hanya disampaikan melalui grup WA saja tapi melalui aplikasi Jogosuroboyo supaya kami bisa menugaskan anggota," paparnya.
"Di mana siapa yang melapor, terklarifikasi dengan jelas, bukan isu atau hoaks, tetapi pelapor yang bisa dipertanggungjawabkan dan kami juga melakukan langkah-langkah kongkret lainnya. Tapi kalau saja informasinya saja masih hoaks jadi kami tidak bisa berbuat apa-apa, informasinya aja hoaks. Tetapi lebih bagus lagi kalau masyarakat saat ini sudah ada aplikasi Jogosuroboyo agar disampaikan," sambung Sandi.
Simak Video "Ngaku Diculik, Siswi SMP di Makassar Ternyata Kabur Bareng Pacar"
Sandi mengimbau masyarakat memanfaatkan aplikasi Jogosuroboyo yang bisa di-download langsung di handphone masing-masing. Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat bisa memberikan informasi dengan tepat dan benar agar kepolisian bisa mengambil langkah cepat dan melakukan klarifikasi terkait informasi yang disampaikan masyarakat.
"Kami akan menggandeng instansi terkait. Baik itu TNI/POLRI maupun pemerintah daerah dan pihak-pihak lainnya kita kroyok bersama-sama. Insyaallah untuk Jawa Timur terhindar dari penculikan," ujar Sandi.
Menurutnya, pihak kepolisian sudah memberikan edukasi kepada masyarakat melalui jajarannya. Mulai jajaran PJU, polsek hingga Bhabinkamtibmas. Selain itu, Polrestabes Surabaya juga setiap Senin pada awal bulan menjadi pembina upacara dan memberikan wawasan kepada para siswa dan sekolah.
"Kita akan laksanakan setiap Hari Senin pada minggu pertama di awal bulan untuk melaksanakan sosialisasi. Baik itu masalah Kamtibmas, masalah narkoba, masalah kejahatan jalanan, termasuk juga antisipasi kejahatan-kejahatan lainnya yang masih berkembang. Misalnya kayak ada rumor tentang masalah penculikan," lanjut Sandi.
Sandi kembali menegaskan, informasi langsung dari masyarakat menjadi yang terpenting. Namun pihaknya mengimbau masyarakat tetap tenang sehingga bisa memberikan informasi dengan jelas.
"Justru ada ketegangan dari warga dan penduli terhadap putra-putrinya. Polisi bisa mendapatkan informasi yang benar dan valid bukan hanya hoaks. Kalau seandainya hoaks yang berkembang kita bisa segera cek kebenarannya," pungkas Sandi.