Kapolres Mojokerto Kota AKBP Bogiek Sugiyarto mengatakan pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mengungkap kasus pembunuhan Dio. Salah satunya dengan meminta keterangan dari 17 saksi. Mulai dari teman dekat dan keluarga korban, hingga pegawai pom mini di Desa/Kecamatan Puri yang terkait dengan korban.
Dari keterangan para saksi, lanjut Bogiek, pihaknya berhasil mendapatkan ciri-ciri pelaku pembunuhan Dio. Namun, dia belum bersedia mengungkap secara rinci ciri-ciri pelaku.
"Ciri-ciri semua sudah ada, tapi harus ada alat bukti yang kuat. Sudah ada indikasi, termasuk sketsa wajah sudah kami datangkan," kata Bogiek kepada wartawan di Satpas Satlantas Polres Mojokerto Kota, Senin (24/2/2020).
Bogiek memastikan Dio tewas karena menjadi korban pembunuhan. Salah satu indikasinya terdapat luka akibat benda tumpul di kepala belakang korban.
"Hasil visum menguatkan kalau itu bukan meninggal biasa, tapi ada unsur-unsur kekerasan sebelumnya. Tidak bisa kami buka karena kepentingan penyidikan," terangnya.
Meski ciri-ciri pelaku sudah didapatkan, Bogiek mengaku belum berhasil meringkusnya. Menurut dia, saat ini anggotanya bekerja keras untuk meringkus pelaku.
"Mohon doanya. Intinya anggota kami masih berjalan untuk melakukan penyelidikan. Kalau sudah terungkap kami sampaikan ke wartawan," tandasnya.
Dio ditemukan tewas oleh pengguna jalan pada Kamis (30/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Korban tengkurap di dasar sungai yang sedang dangkal. Separuh kepala bocah kelas IV SDN Ketemasdungus ini menancap di lumpur.
Tubuh bocah yang usianya belum genap 13 tahun itu ditemukan sekitar 5 meter di bawah jembatan Desa/Kecamatan Kemlagi. Jembatan ini berada di jalan tengah hutan yang menghubungkan Mojokerto dengan Lamongan.
Saat ditemukan, jasad Dio sudah kaku. Korban masih memakai baju koko warna gelap dan celana pendek motif polkadot warna abu-abu gelap. Polisi menyatakan Dio diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Pasalnya, terdapat sejumlah luka di kepala belakang dan wajah korban. (iwd/iwd)