Ardio Wilian Oktaviano alias Dio (13) dibonceng pria tak dikenal sebelum ditemukan tewas di bawah jembatan Desa/Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Pria tersebut sempat menggadaikan ponselnya yang rusak untuk membeli bensin. Sehingga ada saksi yang mengetahui ciri-ciri terduga pelaku.
Detikcom mendapatkan cerita peristiwa tersebut dari Kepala Dusun Ketemas Minhadi (52). Dia telah menggali informasi dari sejumlah saksi yang terakhir kali melihat Dio. Sekitar 4 tahun terakhir bocah kelas IV SD itu tinggal bersama neneknya, Miskah (55) di Dusun Ketemas, Desa Ketemasdungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.
Minhadi mengawali ceritanya sejak sebelum Dio ditemukan tewas, yakni Rabu (29/1) malam. Sekitar pukul 20.00 WIB, Dio sedang bermain gasing (kekean, Bahasa Jawa) bersama 3 temannya di halaman rumah Naryo. Tempat bermain korban sangat dekat dengan rumah neneknya.
"Saat itu ada seorang pria yang menghampiri mereka. Pria itu mengendarai sepeda motor, minta diantar ke rumah Yuda, warga Dusun Ketemas," kata Minhadi saat dikonfirmasi detikcom, Selasa (4/2/2020).
Merasa tahu rumah Yuda, lanjut Minhadi, Dio pun menawarkan diri untuk mengantar pria tersebut. Menurut dia, pria itu memang membonceng korban ke arah rumah Yuda. Informasi ini dia dapatkan dari salah seorang teman bermain korban.
"Setelah ditanya aparat, Yuda tidak kenal orang itu. Malam itu juga tidak ada tamu yang datang ke rumahnya," ungkapnya.
Berselang satu jam kemudian, sekitar pukul 21.00 WIB, pria tersebut mampir ke pom mini milik Nur Hadi di Desa/Kecamatan Puri untuk mengisi bensin. Pom mini tersebut hanya berjarak sekitar 1 Km dari Dusun Ketemas. Pria tak dikenal itu membonceng Dio di jok belakang.
"Keterangan dari mbak pegawai Pak Nur Hadi yang mengisikan bensin, pria itu tubuhnya kurus, rambutnya pendek berdiri, memakai anting bayi warna emas di telinga kiri dan anting model kancing baju warna hitam di telinga kanan. Usianya sekitar 17 tahunan," terang Minhadi.
Anehnya, kata Minhadi, Dio bersikap biasa saja saat dibonceng pria tersebut. Anak tunggal pasangan Siti Asiyah (35) dan Iwan (35) ini terkesan sudah mengenal pria tersebut. Korban memakai baju yang sama dengan saat ditemukan tewas. Yaitu baju lengan panjang hitam dan celana pendek abu-abu gelap motif polkadot.
"Pegawainya Pak Nur Hadi sempat bertanya ke Dio mau ke mana. Yang menjawab pria itu. Dia bilang kalau mau jalan-jalan dengan Dio. Karena biasa saja, mbaknya tidak curiga," ujarnya sembari mengatakan pegawai perempuan itu mengenal Dio karena korban teman sekolah anak Nur Hadi. Si pegawai kerap mengantar sekolah anak majikannya.
Tonton juga video Ngaku Diculik, Siswi SMP di Makassar Ternyata Kabur Bareng Pacar:
Saat membeli bensin di pom mini Nur Nadi, rupanya pria yang membonceng Dio tidak membawa uang. Dia meninggalkan ponselnya di pom mini itu sebagai jaminan setelah mengisi bensin Rp 20 ribu. Pegawai Nur Hadi pun menerima ponsel tersebut karena mengira pria itu tetangga Dio di Dusun Ketemas.
Dari pom mini Nur Hadi, menurut Minhadi, pria itu membonceng Dio ke arah utara atau menuju arah Desa Medali, Kecamatan Puri. Keesokan harinya, Kamis (30/1) sekitar pukul 10.00 WIB, pria yang sama kembali ke toko Nur Hadi untuk mengambil ponsel. Terduga penculik Dio itu datang seorang diri.
Saat itu, pegawai Nur Hadi belum mendapat kabar Dio ditemukan tewas di bawah jembatan Kemlagi. Sehingga ponsel terduga pelaku diserahkan begitu saja. Tempat mayat korban ditemukan sekitar 15 KM dari Desa Puri.
"Ternyata ponselnya tidak bisa nyala. Dicoba dicas sama mbaknya tidak bisa. Mbaknya tidak tahu kalau Dio korban pembunuhan. Tahunya setengah 12 siang kalau Dio meninggal," jelas Minhadi.
Nenek Dio, Miskah juga mendapat cerita tersebut. Dia mengaku tidak mengenal pria dengan ciri-ciri tersebut. Buruh pabrik kacang ini juga merasa tidak mempunyai masalah dengan orang lain.
"Semoga pelaku segera ditangkap, kami tidak terima karena Dio tidak salah apa-apa," tegasnya.
Kapolres Mojokerto Kota AKBP Bogiek Sugiyarto belum bisa memberi kepastian saat dikonfirmasi terkait kabar penculikan Dio. Karena saat ini anggotanya masih mengumpulkan informasi terkait tewasnya korban.
"Sementara informasi yang berkembang kami kumpulkan semua. Kemudian dari informasi itu yang menjadi arah penyelidikan kami. Kami belum bisa menyimpulkan apa-apa," tandasnya.
Dio ditemukan tewas oleh pengguna jalan pada Kamis (30/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Korban tengkurap di dasar sungai yang sedang dangkal. Separuh kepala bocah kelas IV SDN Ketemasdungus ini menancap di lumpur.
Tubuh bocah yang usianya belum genap 13 tahun itu ditemukan sekitar 5 meter di bawah jembatan Desa/Kecamatan Kemlagi. Jembatan ini berada di jalan tengah hutan yang menghubungkan Mojokerto dengan Lamongan.
Saat ditemukan, jasad Dio sudah kaku. Korban masih memakai baju koko warna gelap dan celana pendek motif polkadot warna abu-abu gelap. Polisi menyatakan Dio diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Pasalnya, terdapat sejumlah luka di kepala belakang dan wajah korban.