Gerakan Save Blitar Menggema di Medsos Pascalaga Persebaya vs Arema

Gerakan Save Blitar Menggema di Medsos Pascalaga Persebaya vs Arema

Erliana Riady - detikNews
Kamis, 20 Feb 2020 08:41 WIB
Gerakan Save Blitar menggema di media sosial
Gerakan Save Blitar (Foto: Erliana Riady/detikcom)
Blitar -

Gerakan Save Blitar menggema di media sosial. Ini aksi solidaritas yang masif menggema pascainsiden antar suporter dalam laga Persebaya VS Arema di semifinal Piala Gubernur Jatim 2020.

Pantauan detikcom, Save Blitar menjadi status serentak di WhatsApp semua warga Blitar Raya. Menyusul beredarnya video kecaman aksi anarkis suporter, namun disampaikan dengan santun dan suara lembut seorang wanita.

Video berdurasi 0.53 detik ini menggambarkan beberapa spot keindahan Kota Blitar. Dengan backsound instrumen lagu Ibu Pertiwi. Narasi video itu disampaikan suara lembut wanita, di antaranya terdengar seperti ini:

"Hai kalian...
Sadar gak sih, ini bukan kotamu
Tidak seharusnya kalian merusak kota kami. Tidak seharusnya juga kalian bersikap tidak wajar kepada kota kami.
Kota kami memang menerima tim kebanggaan kalian untuk berlaga disini
Tapi ingat, jaga pula attitude kalian...
Kalian hanya tamu disini, bukan tuan rumah.

Video ini diposting di medsos oleh akun Enni Vania. Namun pesan detikcom belum mendapat respon sampai saat ini. Sehingga belum mengetahui siapa pembuat video pesan moral ini.

Momen Panas! Adu Mulut Kapolres Blitar dan Suporter:

Postingan video pesan moral ini disukai sebanyak 1.374 netizen, dengan komentar sebanyak 383 dan dibagikan ulang sebanyak 466 kali.

Tak hanya video itu, Blitar Institute juga menyebarkan rilis terkait pernyataan sikap warga Kota Blitar atas insiden yang terjadi pada laga derby Jatim itu. Rilis tersebut berisi sebagai berikut :

#blitarmenggugat
Atas terjadinya insiden hari ini dampak dari terselenggaranya pertandingan sepak bola antara Persebaya dan Arema di Kota Blitar dan ramainya lalu lintas video, foto, tulisan terkait insiden ini di media sosial, Blitar Instititute mengimbau:
1. Menuntut Gubernur Jawa Timur bertanggung jawab atas segala kerusakan dan kerugian baik materiil maupun non materiil;
2. Menuntut pihak-pihak terkait, segera melakukan tindakan konkrit ke arah perbaikan;
3. Menuntut pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk segera meyakinkan masyarakat Kota Blitar dengan tindakan pascakejadian bahwa Blitar Kota yang layak dan aman untuk ditinggali;
4. Stop menyebarluaskan foto ataupun video yang menunjukkan aksi kekerasan dan anarkisme.

Gerakan Save Blitar Menggema di Media Sosial/Gerakan Save Blitar Menggema di Media Sosial/ Foto: Erliana Riady

Direktur Blitar Institute, Deny Febri Suhartata menyatakan, rilis itu dibuat sebagai respon cepat warga Kota Blitar sebagai korban insiden antar suporter. Namun begitu Pemprov Jatim menyatakan akan mengganti semua kerugian akibat insiden, maka Blitar Institude urung mendirikan posko pengaduan.

"Iya itu respon cepat kami begitu melihat banyaknya korban material maupun luka. Kami berkonsolidasi dengan harapan bisa menfasilitasi korban untuk mendapatkan ganti rugi dari Pemprov Jatim," kata Deny dihubungi detikcom, Rabu (19/2/2020).

Namun karena Pemprov Jatim melalui Sekda telah resmi akan mengganti semua kerugian, maka niat Blitar Institute diurungkan.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.