Dwi Purnomo menjadi salah satu korban jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI AD saat melakukan perjalanan ke Lanud Silaspapare, Jayapura. Jenazah dimakamkan secara militer di TPU Desa Banjar Panjang, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan. Isak tangis keluarga termasuk istri mewarnai prosesi pemakaman.
"Ayah," ucap istri korban, Ny Dwi saat peti jenazah sang suami diberangkatkan dari rumah duka, Selasa (18/2/2020).
Pemberangkatan jenazah dilakukan dengan upacara militer yang dipimpin langsung Komandan Kodim 0804 Letkol Czi Chotman Jumei Arisandi pada pukul 08.00 WIB. Meski berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Yudonegoro Magetan, pihak keluarga memilih memakamkan jenazah korban di taman makam umum Desa Banjar Panjang, agar lebih dekat dengan rumah keluarga.
"Karena rumah orang tua korban jauh dari taman makam pahlawan. Makanya ingin dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat. Biar lebih dekat," ujar Letkol Czi Chotman Jumei Arisandi kepada wartawan di rumah duka.
Jenazah korban, kata Jumei, tiba di Magetan pada Senin (17/2) sekitar pukul 24.00 WIB. Korban telah mendapat kenaikan pangkat.
"Sebelumnya almarhum pangkatnya praka. Tetapi karena gugur di medan tugas dinaikkan satu tingkat menjadi kopral dua anumerta," imbuhnya.
Heli M-17 hilang kontak pada Jumat, 28 Juni 2019, saat terbang dari Bandara Oksibil, Papua. Helikopter saat itu terbang menuju Bandara Sentani, Jayapura.
Helikopter itu mengangkut 12 orang, terdiri atas 7 kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Woroagi. Heli ini digunakan dalam misi pengiriman logistik ke pos udara pengamanan perbatasan (pamtas) di Distrik Okbibab, Pegunungan Bintang.
(sun/bdh)