Mereka mengenakan baju hitam bergambar Eri dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang bertuliskan #MeneruskanKebaikan dan jilbab merah (untuk ibu-ibu). Mereka mengklaim sebagai relawan Eri.
Perwakilan relawan, Rudi Cahyono mengatakan, relawan ini bukan sekadar dikumpulkan.
"Dari perkampungan masing-masing. Di sini tidak ada koordinator, saya mewakili teman-teman supaya di Bawaslu tidak terjadi yang tidak diinginkan," kata Rudi di depan Kantor Bawaslu Surabaya, Senin (17/2/2020).
Rudi mengatakan jika warga Surabaya datang dari tiap kawasan atas inisiatif sendiri.
"Kan Pak Eri dipanggil Bawaslu, teman-teman mengawal, tidak mengantar. Pak Eri datang sendiri, teman-teman datang sendiri," kata Rudi.
Relawan Eri ini menambahkan kedatangan 200 warga ini bukan karena dibayar. Meski memakai seragam sama, itu dari inisiatif warga sendiri.
"Urunan Rp 10 ribu untuk buat kaos, itu pun dari warga sendiri. Inisiatif warga sendiri," lanjut Rudi.
Selain mengawal, ratusan relawan ini juga mendukung Eri untuk meneruskan Risma di kursi Wali Kota Surabaya nanti. Meski belum ada kejelasan dari Eri apakah maju atau tidak, warga tetap mendukung.
Warga Surabaya juga meminta kepada Wali Kota Risma untuk merekomendasi Eri untuk maju Pilwali 2020.
"Maunya ke Bu Risma, pengennya Pak Eri jadi. Lewat jalur mana kami belum tahu," pungkas Rudi. (iwd/iwd)