.webp)
Puluhan KK di Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Pacitan terisolir. Itu karena putusnya jembatan antardusun akibat terkikis luapan sungai.
Pascakejadian pemkab setempat bergerak cepat. Tim terpadu diterjunkan ke lokasi. Tak sekadar meninjau, petugas BPBD dan Dinas PUPR juga melakukan penelitian di sekitar jembatan yang putus. Ini sebagai rujukan langkah penanganan.
"Selanjutnya merencanakan bentuk-bentuk konstruksi apa yang ramah terhadap situasi di Desa Karangrejo ini," terang Didik Alih Wibowo, Kepala Pelaksana BPBD Pacitan kepada detikcom di lokasi, Minggu (16/2/2020).
Hingga saat ini, lanjut Didik, pihaknya masih melakukan konsolidasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Termasuk di antaranya koordinasi dengan para pemangku kepentingan, baik di tingkat kecamatan maupun desa.
"Tujuannya untuk membantu masyarakat agar yang pertama tidak terputus aksesnya. Selanjutnya merencanakan konstruksi apa yang tepat untuk pembangunan jembatan darurat," lanjutnya.
Tonton juga video Satu-satunya Jembatan Putus, 3 Ribu Warga Cigudeg Bogor Terisolir:
Didik terkesan tidak mau gegabah menjawab terkait jenis maupun bentuk jembatan darurat yang hendak dibangun. Pasalnya, masih diperlukan kajian matang sebelum menentukan konstruksinya. Apalagi letaknya berada di sungai dengan arus cukup deras saat banjir.
Demikian pula dengan wacana normalisasi sungai. Proses pengerukan sedimentasi secara teknis sangat memungkinkan dilakukan. Hanya saja, biaya yang dibutuhkan sangat mahal. Di sisi lain pemkab harus berkoordinasi dengan pemangku wilayah sungai. Yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
"Kalau jenis bangunan mestinya harus lebih kuat. Misalnya menggunakan lagor besi atau baja. Tapi sekali lagi itu semua sangat tergantung hasil kajian tim teknis," imbuhnya.
Seperti diketahui, jembatan penghubung antardusun di Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari, Pacitan putus. Ini menyusul banjir bandang yang menyebabkan pondasi tergerus. Putusnya jembatan mengakibatkan 46 KK di Dusun Trobakal Terisolasi.
