Pria Gangguan Jiwa yang Kubur Pamannya Sendirian Tak Dirawat di RSJ

Pria Gangguan Jiwa yang Kubur Pamannya Sendirian Tak Dirawat di RSJ

Enggran Eko Budianto - detikNews
Jumat, 14 Feb 2020 19:53 WIB
Suyono (35) yang gangguan jiwa mengubur mayat pamannya seorang diri. Dinas Sosial Jombang menyebut Suyono tidak agresif sehingga tak perlu dirawat di rumah sakit jiwa.
Kepala Dinas Sosial Jombang Moch Saleh/Foto: Enggran Eko Budianto
Jombang -

Suyono (35) yang gangguan jiwa mengubur mayat pamannya seorang diri. Dinas Sosial Jombang menyebut Suyono tidak agresif sehingga tak perlu dirawat di rumah sakit jiwa.

Suyono sudah 8 tahun lebih tinggal berdua dengan pamannya, Wakib (80) di Dusun/Desa Gajah, Kecamatan Ngoro.

"Informasi terakhir analisis medisnya tidak berbahaya, tidak agresif, masih bisa diajak komunikasi meski terbatas. Sehingga tidak perlu rehabilitasi lanjutan," kata Kepala Dinas Sosial Jombang Moch Saleh kepada wartawan di kantornya, Jalan Raden Wijaya, Jumat (14/2/2020).


Meski begitu, Saleh mengklaim selama ini Suyono dibina oleh Pusat Kesehatan Jiwa (Puskeswa) Kecamatan Ngoro di bawah naungan Dinas Sosial. Pengobatan juga rutin diberikan terhadapnya.

Sejak aksi Suyono mengubur mayat pamannya sendirian mencuat, Saleh menerjunkan tim untuk melakukan asesmen terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) tersebut. Pihaknya siap mengevakuasi Suyono ke Graha Cinta Kasih di Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Jombang untuk menjalani rehabilitasi.


Saat ini evakuasi Suyono tinggal menunggu persetujuan ibunya yang tinggal di Nganjuk. Jika ibunya melarang, maka Suyono akan menjalani perawatan di rumahnya.

"Kalau home care, lingkungan sosial (Pemerintah Desa dan keluarga) dan Puskeswa bertanggungjawab memantau yang bersangkutan. Kalau desa keberatan menjamin kelangsungan hidupnya, maka pihak desa bisa mengusulkan ke Dinsos untuk rehabilitasi lebih lanjut," terang Saleh.

Suyono yang mengidap gangguan jiwa sejak tamat SMA mengubur mayat pamannya, Wakib sebelum Selasa (11/2) malam. Karena saat itu, Kepala Dusun Gajah Sutikno yang menyambangi rumahnya tidak menemukan korban.


Suyono mengaku mengubur mayat Wakib di kebun belakang rumahnya menggunakan cetok. Kedalaman kuburan Wakib hanya sekitar 50 cm. Sehingga kakinya masih tampak di permukaan tanah. Mayat Wakib ditemukan Sutikno pada Kamis (13/2) sekitar pukul 08.00 WIB.

Hasil autopsi yang diterima polisi, Wakib tewas akibat mengidap jantung koroner. Dokter memperkirakan korban tewas 10-12 Februari. Tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan pada kakek pemulung tersebut.

Halaman 3 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.