.webp)
Kepala BPBD Sidoajo Dwidjo Prawito mengatakan mulai tadi pagi pihaknya mengerahkan tiga mobil PMK dengan kapasitas 6.000 liter. Satu mobil berfungsi menyedot air, sedangkan sisanya berfungsi membuang air.
"Dengan upaya seperti ini, genangan air sudah mulai surut. Air hasil sedotan lalu dibuang ke Sungai Penatarsewu," kata Dwidjo kepada wartawan di lokasi penyedotan, Rabu (13/2/2020).
Dwijo menambahkan, awalnya air akan disedot lalu dialirkan di sungai desa setempat. Namun tidak mungkin, karena permukaan air juga penuh. Pihaknya fokus menuntaskan banjir di SMPN 2 Tanggulangin di Desa Kedungbanteng. Hal dilakukan karena paling mungkin diatasi terlebih dulu karena semua kompleks sekolah menengah ini dikelilingi tembok.
"Lubang di tembok sekolah tempat air mengalir dari luar kita tutup, lalu air kita sedot menggunakan damkar. Setelah ini kita juga akan menyiagakan mesin untuk memompa air keluar," tambah Dwidjo.
Dia menjelaskan, tahun lalu banjir di Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri tidak separah sekarang. Pihaknya memprediksi bahwa lokasi ini kondisi tanahnya lebih rendah. Lantaran banyak pemukiman baru yang bangunannya lebih tinggi.
"Kalau kita lihat di sini sudah banyak perubahan fungsi lahan. Dahulu genangan di sekolah ini bisa mengalir ke sawah. Namun kali ini sawah sudah berganti menjadi pemukiman sehingga aliran air tertutup. Dan memang permukaan tanah di sini lebih rendah," jelas Dwidjo. (fat/fat)
