Ada sejumlah berita dari Jawa Timur yang hari ini mencuri perhatian banyak pembaca. Mulai kasus suami menjual istri di Pasuruan hingga soal buku SD yang menyebut NU organisasi radikal.
Berikut rangkuman beritanya:
Istri yang Dijual Suami ke 4 Teman Jalani Visum, Bagaimana Hasilnya?
Penyidikan kasus suami jual istri terus dikebut. Untuk melengkapi berkas penyidikan, korban F (23) warga Kecamatan Kejayan menjalani visum.
"Penyidikan terus berlanjut. Kalau visum sudah dilakukan. Kami antar korban ke rumah sakit untuk visum. Kita tunggu hasilnya," terang Kanit PPA Polres Pasuruan Kota Ipda Indah Rahmadani, Selasa (11/2/2020).
Kondisi kesehatan F baik meski hatinya bergejolak. Ibu satu anak ini selalu datang saat dipanggil untuk dimintai keterangan.
Informasi yang didapat, selama pemeriksa korban mengaku sudah lupa berapa kali dipaksa melayani nafsu birahi teman-teman suaminya.
Namun berdasarkan pengakuan 4 teman suaminya, B (22), H (36), R (34) serta SR (28), hubungan badan itu dilakukan 14 kali. Masing-masing mengaku melakukan hubungan badan dengan korban sebanyak 5 kali, 4 kali, 3 kali dan 2 kali.
MS menjual istrinya sejak Februari 2019 hingga Januari 2020. Kasus ini dibongkar polisi usai keluarga korban melaporkan perilaku bejat MS pada Minggu (9/2). Tim Resmob Suropati Satreskrim Polres Pasuruan Kota langsung bergerak dan mengamankan MS di rumahnya.
Saat 'Panggil Malaikat', Ningsih Tinampi Ngaku Sedang Tantang Setan
Viral-nya video Ningsih Tinampi yang mengaku bisa mendatangkan malaikat hingga nabi membuat Tim Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) Kabupaten Pasuruan turun tangan. Ningsih dipanggil untuk mempertanggungjawabkan ucapannya.
Kesempatan tersebut dimanfaatkan Ningsih untuk memberikan klarifikasi terkait pernyataan dalam video yang diunggah di akun YouTube-nya itu. Ningsih yang membuka pengobatan alternatif di Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan mengaku tak bermaksud berbicara seperti yang terekam.
Dalam video yang viral, Ningsih berkali-kali mengatakan pada pasiennya bahwa yang datang ialah malaikat dan nabi. "Pada waktu itu ada yang menantang, ada yang menggelut (menyerang), ada yang macem-macem ke saya," kata Ningsih dalam sebuah video yang dilihat detikcom, Selasa (11/2/2020).
Video yang dilihat detikcom itu merupakan rekaman salah seorang anggota Tim Pakem di dalam ruang rapat di Kejaksaan Negeri Kabupaten Pasuruan, Jalan Raya Raci, Kecamatan Bangil. Rapat tertutup tersebut digelar pada Senin (10/2/2020).
"Dan pada waktu itu (seperti video yang viral), ibaratnya saya ingin menantang setan-setan itu (yang menyerang saya). Saya ingin menunjukkan bahwa rosul selalu bersama saya, para malaikat juga bersama saya. Saya berada di Jalan Allah. Bukan di mereka. Itu tujuan saya," papar Ningsih.
Dalam rapat itu, Ningsih meminta maaf. Ia berjanji tak akan mengulangi dan lebih berhati-hati saat berbicara.
Penyobekan Massal Satu Halaman Buku SD yang Sebut NU Radikal
Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya memerintahkan semua kepala sekolah SD untuk mengumpulkan buku yang menyebut NU sebagai organisasi radikal. Kemudian melakukan penyobekan masal satu halaman tersebut.
Penyobekan buku dilakukan setelah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya melayangkan protes kepada Dinas Pendidikan. Yakni terkait masih beredarnya buku pelajaran yang berisi informasi tersebut.
"Di buku pelajaran resmi Kemendikbud ada yang menurut beliau itu tidak benar. Maka beliau melayangkan protes ke kami. Sekarang ini saya tindaklanjuti dengan pencabutan buku itu. Ini sebetulnya persoalan lama Mas. Ini sudah diajarkan mulai tahun 2017," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo kepada detikcom, Selasa (11/2/2020).
Supomo menambahkan, pihaknya telah menginstruksikan kepala sekolah SD se-Surabaya untuk menyobek satu halaman dari buku tersebut. Kemudian satu halaman yang disobek dikumpulkan di Dindik Surabaya.
"Kemarin (sudah dikumpulkan), instruksinya sudah jelas," pungkas Supomo.
Ketua PCNU Kota Surabaya Muhhibin Zuhri mengapresiasi langkah Dindik Kota Surabaya yang dinilai responsif. "Responsif Pak Pomo untuk langsung memerintahkan kepada seluruh sekolah untuk menyobek halaman buku itu," katanya.