Hidup Miris Kakak-Adik yang Lumpuh dan Buta di Jember

Round-Up

Hidup Miris Kakak-Adik yang Lumpuh dan Buta di Jember

Tim Detikcom - detikNews
Sabtu, 08 Feb 2020 09:30 WIB
anak buta dan lumpuh di jember
Foto: Yakub Mulyono
Surabaya -

Kakak dan adik di Jember ini buta dan lumpuh sejak lahir. Muhammad (30) dan Yani (25) juga mengalami keterbelakangan mental. Mereka tinggal di bilik bambu pengap tanpa jendela.

Bilik berukuran sekitar 1,5 x 2 meter ditempati keduanya dengan beralaskan plastik, terkadang juga tanpa alas. Bahkan karena keduanya lumpuh, lantai dibuatkan saluran agar saat buang air bisa mudah dalam membersihkan.

Ruangan itu tak memiliki jendela. Sehingga terasa pengap. Selain itu, bau kotoran manusia juga sangat menyengat. Saking pengapnya, Muhammad tidak mau mengenakan baju.

Kondisi ekonomi membuat mereka tak bisa berbuat banyak. Keluarga ini hanya bisa pasrah. Apalagi segala bentuk upaya untuk mengobati Muhamad dan Yani sudah dilakukan dan tak membuahkan hasil.

"Yang hanya bisa kami lakukan adalah merawat mereka semampu kita. Kondisinya memang seperti ini," kata Siti Fadilah, kakak Muhammad dan Yani kepada detikcom di rumahnya di Dusun Krajan, Desa Karang Paiton, Kecamatan Ledokombo.

Simak Video "Kisah Nenek Satiyamah, Terus Berjuang Meski Hidup Sebatang Kara"

Siti mengaku pertumbuhan fisik Muhammad dan Yani tidak seperti orang pada umumnya. Keduanya terlihat seperti anak-anak meski sudah berada di usia puluhan tahun. Menurut sang kakak, Siti, Muhammad berusia sekitar 30 tahun. Sedangkan Yani berusia sekitar 25 tahun. Selain buta dan lumpuh Muhammad dan Yani juga mengalami keterbelakangan mental sehingga sulit berbicara.

Pihak keluarga, sambung Siti, sudah berupaya melakukan pengobatan. Baik yang bersifat medis maupun nonmedis. Namun semuanya hingga saat ini tak membuahkan hasil. Yang bisa dilakukan, sambung Siti, adalah merawat keduanya dengan maksimal. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki.

"Ya kami rawat semampu kami, itu yang bisa saya lakukan bersama ibu," kata Siti.

Praktis, keduanya lebih banyak berbaring di tempat tidur dari lantai dengan beralaskan plastik. Praktis tidak ada aktivitas yang berarti. Namun, Muhammad sedikit lebih aktif dibanding Yani. Pria itu terkadang merambat sambil duduk.

"Muhammad kadang ngesot gitu, merambat. Makanya pintu bilik kita tutup dan kita kasih palang agar tidak mudah terbuka. Sebab kami khawatir dia keluar bilik. Kita takut karena di dekat rumah ada sumur," tutur Siti.

Halaman 2 dari 2
(fat/fat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.