Kedua satwa tersebut menjadi satwa ke-224 dan ke-225 TWSL Kota Probolinggo. Dua buah kandang berukuran besar, pakan, dan kebersihan kandang dipersiapkan khusus untuk si jantan Sera dan betina Jane. Standarisasi untuk kedua satwa tersebut berdasarkan petunjuk BKSDA dan Taman Safari Indonesia, Prigen, Pasuruan.
Kepala UPT Informasi Pendidikan dan Lingkungan Hidup, Akbarul Huzaini mengatakan pihaknya telah menyiapkan dengan matang lebih dari setahun.
"Mulai perluasan kandang, sudah dipantau dan dicek oleh BKSDA. Termasuk anggaran kebutuhan makanan sekitar 5-7 kg setiap satu ekor singa, sudah disiapkan di APBD 2020,"terangnya.
Kurator TSI Prigen, Ivan Candra menyebutkan Sera usianya hampir lima tahun, sedangkan Jane masih sekitar 1,5 tahunan. Menurutnya, setahun ke depan singa Afrika tersebut bisa beranak dan dirawat TWSL.
"Akan kami pantau karena TWSL dan TSI, memang ada kerja sama. Satwa ini sudah kami pilihkan bukan sebagai saudara, mereka siap kawin sekitar empat sampai lima tahun. Singa Afrika dikatakan tua jika sudah berusia di atas 17-20 tahun," terangnya.
Ivan menambahkan stres dalam perjalanan ke tempat baru sudah menjadi hal biasa untuk semua satwa. Namun pihaknya sudah mempersiapkan sebaik-baiknya sejak awal. Selama 14-40 hari TSI akan membantu memantau agar Sera dan Jane cepat beradaptasi dan tenang.
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin berharap adanya dua ekor singa yang melengkapi TWSL bisa menjadi wahana edukasi bagi masyarakat. Ia pun berencana akan terus mengembangkan TWSL, di mana di tahun 2020 sudah dianggarkan pembelian tanah seluas 2,5 hektare.
"Ke depan akan kami lengkapi semua, perluasan dan pengembangannya karena TWSL satu-satunya destinasi wisata dan edukasi," ujar Habib Hadi.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menargetkan adanya kenaikan PAD di tahun 2020 sebesar Rp 550 juta. Target ini naik Rp 50 juta dari tahun 2019 lalu. Keberadaan Sera dan Jane diharapkan menjadi daya tarik karena banyak pengunjung yang menanyakan satwa singa atau carnivora. (iwd/iwd)