Seperti yang disampaikan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran, Sragen, Jawa Tengah. "Untuk temuan di Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan, Madiun ini, dari pengamatan kita, ada kemungkinan dua jenis hewan. Yakni banteng dan kudanil," ujar salah seorang dari Tim BPSMP, Niko kepada detikcom di lokasi, Rabu (5/2/2020).
Untuk fosil banteng, kata Niko, kondisi tulang telah terpotong menjadi dua bagian. Sedangkan fosil kudanil terpotong menjadi tiga. Fosil benteng tersebut merupakan bagian kepala. Sedangkan fosil kudanil bagian rahang bawah.
"Yang pertama kemungkinan fragmen Cranium epileptobos atau sejenis banteng purba. Yang kedua fragmen Mandibulla hippopotamus atau rahang bawah kudanil. Ini merupakan hasil temuan saat warga sedang mencangkul lahan jagung," imbuhnya.
Niko menduga masih ada fosil lainnya di Desa Sumberbendo. Jika memungkinkan, pihak BBPSMP bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim akan melakukan ekskavasi.
"Kemungkinan masih ada fosil lainnya. Jika memungkinkan kita bersama BPCB Jatim akan melakukan ekskavasi. Namun kita akan koordinasi dengan pemerintah desa dan daerah dulu," sambungnya.
Sementara Arkeolog BPCB Jatim Wicaksono Dwi Nugroho menuturkan, fosil temuan itu diperkirakan dari masa pleistosen tengah. "Perkiraan sudah 900 ribu tahun," paparnya.
Tulang itu ditemukan pertama kali oleh Agus Setiawan (35) saat mencangkul lahan jagung. Saat ini fosil tersebut telah diamankan di kantor desa Sumberbendo.
(sun/bdh)