Meluapnya Sungai Avur Watudakon mengakibatkan ribuan jiwa menderita karena hidup dikepung banjir. Penanganan banjir sendiri masih diwarnai sejumlah persoalan. Mulai dari menipisnya beras di dapur umum Mojokerto hingga penyebab banjir yang belum bisa diatasi.
Penanganan banjir di Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, sudah dilakukan Pemkab Mojokerto. Tampak dapur umum, posko kesehatan, posko BPBD hingga mobil MCK berada di Dusun Tempuran. Distribusi bantuan air bersih juga berjalan mulai pagi tadi. Sedangkan nasi bungkus dibagikan ke para korban sejak Selasa (4/2) malam.
Hanya saja persoalan saat ini terjadi di dapur umum yang didirikan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial Kabupaten Mojokerto. Yaitu stok beras di dapur umum ini sedang menipis.
Koordinator Logistik Tagana Kabupaten Mojokerto Zainudin mengatakan, pihaknya hanya masak dua kali dalam sehari. Yaitu dini hari agar nasi bungkus bisa dikirim ke para korban banjir sekitar pukul 07.00-08.00 WIB dan masak siang untuk dikirim sore.
Sekali masak, pihaknya menyiapkan 1.300 bungkus nasi. Berisi nasi putih, telur dadar, serta sambal goreng tempe dan tahu. Untuk membuat ribuan nasi bungkus, dibutuhkan 130 Kg beras. Namun siang ini, beras yang tersisa di dapur umum hanya 50 Kg.
"Ketersediaan beras menipis. Hanya 50 kilogram itu kurang kalau untuk masak malam nanti supaya bisa dikirim besok pagi nasi bungkusnya," kata Zainudin kepada detikcom di dapur umum, Rabu (5/2/2020).
Menipisnya persediaan beras, kata Zainudin, telah dia koordinasikan dengan BPBD Kabupaten Mojokerto. Namun, sampai siang ini belum ada pasokan beras yang dia terima.
"Katanya kebutuhan beras dihandle BPBD, tapi tidak juga datang," ujarnya.
Penanganan kesehatan para korban banjir di Desa Tempuran juga belum maksimal. Padahal terdapat dua posko kesehatan yang dibuat. Yaitu di Dusun Tempuran dan Bekucuk.
Seperti yang dikeluhkan keluarga Nuriyanto (64), warga Dusun Tempuran. Menurut dia, istrinya menderita gatal-gatal di bagian kaki karena terkena air banjir. Hingga siang ini istrinya belum mendapatkan bantuan pengobatan.
"Istri sakit gatal di kakinya. Belum dapat obat. Belum tanya soal posko kesehatan, juga tidak ada yang memberi tahu kalau ada posko kesehatan," ungkapnya.
Selain itu, warga juga menilai pemerintah lamban menanggulangi banjir di Desa Tempuran. Padahal banjir di kampung ini juga terjadi tahun lalu.
Warga Desa Tempuran Dodik (53) menjelaskan, banjir terjadi karena Sungai Avur Watudakon yang membelah kampungnya meluap. Selain bibir sungai belum ditanggul, banyak sampah yang menyumbat pintu air Siphon di aliran Avur Watudakon.
"Dam Siphon tersumbat sampah tidak ada yang membersihkan. Tolong dituntaskan supaya tahun berikutnya tidak banjir lagi. Minta tolong dibersihkan sumbatan di Dam Siphon," tegasnya.
Banjir akibat meluapnya Avur Watudakon saat ini juga merendam 260 rumah di Dusun Beluk, Desa Jombok dan 120 rumah di Dusun Kedondong, Desa Blimbing. Kedua desa itu terletak di Kecamatan Kesamben, Jombang.
Masalah banjir yang hampir setiap tahun melanda wilayah ini juga belum bisa diselesaikan. Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umun dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Jombang Imam Bustomi mengaku belum mengetahui secara pasti penyebab banjir di wilayah Kesamben.
"Kami kaji lagi karena tahun lalu Avur Watudakon sudah dinormalisasi, tapi masih saja banjir. Padahal arus sungai sudah lancar. Kondisi banjir tahun lalu sama sekarang tidak ada bedanya," terangnya.
Berdasarkan hasil analisa sementara yang dia lakukan, banjir di Desa Jombok dan Blimbing terjadi karena Avur Watudakon tak mampu menampung debit air. Ditambah lagi tanggul sungai ini kurang tinggi sehingga air meluber ke permukiman penduduk.
Untuk mengatasinya, Imam akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan Perum Jasa Tirta. Karena pengelolaan Avur Watudakon menjadi kewenangan kedua instansi tersebut.
"Tahun ini ada anggaran sekitar Rp 15 miliar. Dengan anggaran itu tidak bisa tuntas semua. Minimal bisa mengatasi persoalan di spot-spot yang banjir. Soal penyumbatan di Dam Siphon kami cek lagi karena arusnya masih lancar," tandasnya.