"Tidak ada perusakan tempat. Memang benar ada orang masuk ke Pasraman, tapi sepertinya cuma anak kecil yang masuk mencoret-coret papan tulis dan meja tulis. Juga ada buku tulis yang diacak-acak," kata Sudarsono kepada media, Selasa (4/2/2020) malam.
Sebelumnya, sempat diberitakan bahwa Pasraman Purwa Dharma 6 di Kecamatan Bangorejo dirusak. Bahkan disebut ada perusakan kitab suci. Pasraman merupakan tempat belajar anak-anak Hindu tentang keagamaan yang biasanya dibuka satu minggu sekali.
"Kerukunan dengan umat di kiri dan kanan kami terjalin rukun, baik itu dengan umat Islam maupun Kristen. Kami semuanya rukun," kata Sudarsono.
Hal yang sama dipertegas pendidik di Pasraman Purwa Dharma 6, Gatot Witoyo. Gatot mengatakan memang ada orang yang masuk ke Pasraman dan diperkirakan lewat jendela yang memang tidak terkunci. Kejadian tersebut diketahui pengurus pada 29 Januari 2020 sekitar pukul 11.00 WIB.
"Itu bukan perusakan. Ada buku tulis dicecer, lalu dicoret-coret. Meja dan papan tulis dicoret dengan kapur. Sebagian kitab suci yang ditaruh di lemari diturunkan. Seperti diacak-acak anak kecil pas main begitu. Kalau perusakan kan hancur itu lemari dan papan tulis," jelas dia.
Gatot mengatakan, sekitar 8 bulan lalu, Pasraman juga pernah dimasuki orang. "Pernah ada yang masuk ke Pasraman, ya sama kurang-lebih, mencoret-coret papan tulis, tidak sampai merusak buku dan kitab. Itu saja kejadiannya, bukan berulang kali," kata Gatot sembari menjelaskan bahwa Pasraman digunakan sekali dalam sepekan, yaitu tiap hari Minggu pagi.
Sementara itu, Camat Bangorejo Taufik langsung turun mengecek bareng forum pimpinan kecamatan ke lokasi kejadian.
"Kami bersama Babinsa dan kamtibmas langsung menuju ke lokasi," jelas Taufik.
Dia meminta warga tidak terpancing karena selama ini kerukunan antarumat beragama terjalin dengan sangat baik di wilayahnya. "Umat Hindu, muslim, Kristen, dan semuanya berdampingan rukun di daerah kami. Setiap hari juga bercengkerama bersama," ujarnya. (iwd/iwd)