Aksi perusakan itu mengakibatkan 5 kitab suci Hindu dan sejumlah buku pelajaran agama Hindu rusak. Tak hanya itu, bangku dan papan tulis dicoret-coret dengan menggunakan kapur.
Kepala Pasraman Gatot Witoyo mengatakan pihaknya berusaha mencari tahu unsur kesengajaan perusakan itu. Gatot menjelaskan tempat pendidikan anak umat Hindu non formal di Desa Sambimulyo itu tidak pernah ditolak warga. Dia mengatakan mayoritas warga menerima kegiatan di sana dengan baik.
"Kami diterima baik oleh warga. Apalagi beberapa warga disini juga memeluk agama Hindu," ujarnya kepada detikcom, Selasa (4/2/2020).
Untuk pelaku perusakan, kata Gatot, masih misterius. Namun diperkirakan pelaku mengenal baik lokasi tersebut hingga lolos dari pantauan kamera pengawas (CCTV).
"Apa hanya orang iseng masuk coret-coret apa anak mainan, masih dipelajari. Rekaman CCTV masih kosong, belum diketahui. Orangnya tahu lokasi karena lewat bagian belakang rumah," kata Gatot.
Pasraman Purwa Dharma 6 adalah salah satu lembaga pendidikan anak umat Hindu no formal yang berada di bawah Yayasan Puwa Dharma, yang berkedudukan di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. Seseorang tak dikenal diduga masuk ke gadung di Dusun Sambirejo, Desa Sambimulyo, Kecamatan Bangorejo yang kemudian merusak kitab suci, buku, piagam penghargaan serta mencoret meja dan papan tulis. (iwd/iwd)