Mahasiswi Ini Batal Liburan Musim Dingin di China karena Virus Corona

Mahasiswi Ini Batal Liburan Musim Dingin di China karena Virus Corona

Eko Sudjarwo - detikNews
Selasa, 04 Feb 2020 16:12 WIB
Dua mahasiswi Lamongan yang baru saja pulang dari China menjalani monitoring kesehatan. Monitoring dilakukan di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Lamongan.
Proses monitoring kesehatan pada mahasiswi yang pulang dari China (Eko Sudjarwo/detikcom)
Lamongan -

Dua mahasiswi Lamongan yang baru saja pulang dari China menjalani monitoring kesehatan. Monitoring dilakukan di Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Lamongan.

Yang pertama Shelva Reza Farisqi, asal Desa Wanar, Kecamatan Pucuk. Ia menempuh pendidikan di Guangxi Overseas Chinese School. Satu lagi Iffa Maratus Shohibul Birri, warga Desa Jetak, Kecamatan Paciran. Ia menempuh pendidikan S2 di Tianjin Foreign Studies University.

Mereka memutuskan pulang dari tempat mereka menimba ilmu karena takut terjangkit virus Corona. Mereka pulang ke Lamongan secara mandiri.


Shelva menuturkan sebenarnya tidak ada niat pulang. Ia terpaksa pulang bersama teman-temannya karena ada virus Corona. Sebetulnya ia ingin menikmati liburan musim dingin di China.

"Sebenarnya rencana nggak pulang, tapi teman-teman ajak pulang gara-gara ada virus Corona ini. Jadi kami ikut pulang sekalian. Soalnya di sana juga sepi karena waktu liburan kuliah dan liburannya juga diperpanjang oleh pemerintah China. Tidak boleh kembali sebelum situasi di sana aman," kata Shelva setelah menjalani pemeriksaan kesehatan, Selasa (4/2/2020).

Shelva, yang baru 3 bulan berada di Kota Nanning, Guangxi, mengaku masih kursus bahasa Mandarin di Guangxi Overseas Chinese School sebelum masuk kuliah. Ia berharap wabah virus Corona yang melanda China segera berakhir.

Simak Video "Jadi Lokasi Observasi WNI, Bupati Natuna Minta Pemerintah Bangun RS"

[Gambas:Video 20detik]




"Belum kuliah, masih ambil kursus bahasa dulu satu tahun. Karena kalau belum lancar bahasanya belum boleh ambil jurusan. Rencananya Kalau nggak ambil manajemen ya sastra Mandarin," ujar Shelva yang masih berencana kembali ke China.

Selain Shelva dan Iffa, tiga mahasiswa asal Lamongan lainnya telah pulang secara mandiri. Mereka adalah Nurul Hikmawati asal Desa Takerharjo, Kecamatan Solokuro, serta dua mahasiswa asal Kecamatan Lamongan. Keduanya adalah Fierdaus Budhi Raharja, warga Perumnas Made, dan Aulia Fatihah asal Kelurahan Sukorejo.

"Ada satu lagi mahasiswa mandiri, Muhammad Nurul Khozin, warga Perumda Deket. Tapi belum mau pulang karena jarak tempat dia kuliah itu sangat jauh dengan Wuhan dan dia merasa tidak ada masalah, sehingga dia tidak mau pulang," kata Kepala Bakesbangpol Lamongan Sudjito.


Sudjito mengatakan lima mahasiswa yang telah pulang secara mandiri tersebut akan mendapatkan pendampingan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan. Selain lima mahasiswa yang pulang secara mandiri, masih ada tiga mahasiswa asal Lamongan yang telah dievakuasi dari China dan kini menjalani observasi di Natuna bersama ratusan WNI lainnya.

"Yang pulang mandiri ini akan dikarantina di rumah masing-masing, dilarang keluar selama 14 hari. Nanti untuk memantau kesehatan mereka akan dilakukan petugas puskesmas di masing-masing kecamatan," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(sun/bdh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.