Pemprov Jatim tengah merintis program 'Teaching Factory' guna mendukung lulusan SMK untuk memulai wirausaha. Para lulusan SMK diperbolehkan menggunakan fasilitas sekolah selama satu tahun.
Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak mengatakan, konsep program Teaching Factory tersebut untuk memberikan jam terbang atau pengalaman lebih. Sekaligus memudahkan alumni SMK dalam memulai usaha.
"Sehingga, kalau sudah lulus bukan berarti bye-bye dengan pihak sekolah. Kami ingin sekolah masih memberikan kesempatan selama satu tahun untuk alumninya bisa menggunakan sarpras sekolah untuk merintis usaha," kata Emil Dardak saat penutupan Lomba Kompetisi Siswa (LKS) di Tulungagung, Kamis (30/1/2020).
Menurutnya, dengan adanya mentoring dari sekolah selama satu tahun tersebut, diharapkan para lulusan SMK akan lebih siap untuk terjun ke dunia usaha. Sekaligus sudah mulai bisa menghasilkan karya.
"Inilah yang disebut program modifikasi. Lulusan SMK yang ingin berwirausaha, boleh membentuk tim dan menggunakan sarana dan prasarana di sekolah," ujarnya.
Simak Video "Kerajinan Rebana, Tulungagung"
Emil menambahkan, penguatan pendidikan SMK di Jawa Timur terus dilakukan. Salah satunya dengan program Tis Tas (Gratis Berkualitas). Saat ini program tersebut tidak hanya menyasar sekolah negeri, namun juga sekolah swasta.
"Dari sekitar 700 ribu siswa SMK, 400 ribu bersekolah di SMK swasta. Makanya negara tidak hanya hadir di sekolah negeri tapi juga sekolah swasta di Jawa Timur," imbuhnya.
Menurutnya, pelaksanaan Tis Tas di sekolah negeri dilakukan agar tidak ada pelajar yang terhenti sekolahnya akibat kekurangan biaya pendidikan. Sedangkan Tis Tas di sekolah swasta dilakukan agar biaya SPP-nya bisa lebih terjangkau, bagi seluruh masyarakat.
"Selain itu, dana Tis Tas di swasta juga bisa untuk diinvestasikan untuk peningkatan kualitas pendidikan, kesejahteraan guru, maupun program ekstrakurikuler," pungkasnya.