Ali Heri Sanjaya (27) membunuh dan membakar Rosidah karena dendam kerap menjadi korban body shaming. Kepada polisi, Ali mengatakan korban kerap menyebutnya gendut, Boboho, dan sumo.
Menurut psikolog di RSUD Blambangan, Banyuwangi, Betty Kumala Febriawati, perundungan atau bullying bisa menimbulkan trauma terhadap korban. Bahkan, ketika suasana hati korban bullying sedang kurang bagus, itu dapat mengakibatkan timbulnya rasa dendam kepada pelaku bullying.
"Ada perubahan perilaku dan sikap seseorang yang menjadi korban bullying. Awalnya orang tersebut baik, namun, karena kasus bully, dia bisa menjadi jahat. Atau awalnya ramah, penyapa, tiba-tiba berubah jadi pemarah," kata Betty kepada detikcom, Rabu (29/1/2020).
Terkait kasus pembunuhan dan pembakaran di Banyuwangi yang dilatarbelakangi body shaming, kata Betty, masih harus ditelusuri lebih dalam. Apakah benar, gara-gara kasus bullying, pelaku kemudian tega melakukan pembunuhan sadis dengan membakar mayat korban?
"Kalau sampai membunuh, mungkin ada faktor lain. Sakit hati atau dendam atau faktor lainnya yang membuat pelaku melakukan pembunuhan tersebut," imbuhnya.
Sebab, beberapa kasus bullying yang ditanganinya justru cenderung korban yang mengalami tekanan dan trauma. "Banyak di antara korban bullying menjadi pemurung. Bahkan berusaha menghabisi dirinya sendiri (bunuh diri) karena tekanan yang dialaminya," sambungnya.
Ia berpesan korban bullying perlu dilakukan psychological first aid (PFA), yakni look (amati), listen (mendengar aktif), hingga link (menghubungi profesional).
"Itu yang harus dilakukan agar tidak ada kejadian traumatik yang besar bagi korban," pungkasnya.