Seperti di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura. Kawanan monyet menampakkan diri dengan bermain-main di sekitar jalan desa, perbukitan, dan areal pertanian warga.
Tidak hanya sekedar bermain-main, hewan bernama latin 'macaca fascicularis' tersebut juga memakan sisa makanan di tumpukan sampah yang dibuang warga.
Salah seorang petani lereng Bromo, Marsono mengatakan kawanan monyet bermain di sekitar pura untuk mencari makanan sesaji. Meski tidak mengganggu, namun monyet tersebut, kata Marsono, sering mencabut tanaman sayu-mayur seperti kentang bawang daun atau sayur kol.
"Kalau ke warga gak mengganggu, hanya saja kerap mencuri hasil pertanian kami. Seperti kubis, kentang dan bawang daun," ujar Marsono kepada detikcom, Senin (27/1/2020).
Kepala Seksi 1 Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Sarmin mengatakan mengatakan kemungkinan banyak makanan sisa sesajen seperti di pura dan di tempat sampa serta musim panen kentang dan kubis, mengundang monyet liar berdatangan. Bukan karena kekurangan makanan di habitatnya di hutan.
![]() |
Dan hal itu sudah biasa terjadi seiring ekosistem monyet di sekitar Bromo yang cukup baik. Data TNBTS, ekosistem monyet ekor panjang di sekitar Bromo diperkirakan ada sekitar 50 ekor, khususnya di habitat Cemoro Lawang.
"Sejauh ini kondisinya cukup baik dan jumlahnya cukup banyak. Mulai dari anakan hingga yang berusia dewasa, masih sering terpantau," tandas Sarmin. (fat/iwd)