Komisoner Divisi Hukum dan Pengawasan KPU Kota Blitar, Edi Saputra memaparkan, dalam Pilwali 2010 ada 1 paslon independent dan 4 paslon yang diusung partai politik. Saat Pilwali 2015, hanya ada 1 paslon independept head to head 1 paslon incumbent.
"Nah dalam Pilwali 2020 ini, siklus 10 tahunan itu akan terulang lagi. Sekarang semua kembali ke titik nol. Semua merupakan pemain baru. Pertarungan lebih kompetitif. Meskipun ada satu profil dalam peta pemain lama ya. Namun dari beberapa yang mendaftar melalui parpol atau sudah menyerahkan mandat operator sebagai calon independent adalah orang-orang baru," kata Edi kepada detikcom, Sabtu (18/1/2020).
Munculnya para pemain baru ini, lanjutnya, akan membuat atmosfer politik makin bergairah. Kontestasi politik masyarakat makin cerdas. Karena masyarakat semakin berani mengambil peran dengan maju sebagai calon independent. Edi menilai, banyaknya calon independent sebagai salah satu indikasi bahwa masyarakat bukan tidak lagi percaya pada partai politik. Tetapi ruang mereka dalam memberikan dukungan lebih beragam.
"Dialektika politik di Kota Blitar lebih masif. Bobot para pemain baru ini tidak main-main. Ini yang membuat potensi gesekan dan konflik akan semakin gampang muncul. Pemilihan Wali Kota Blitar tahun pokoknya lebih sexy," ulas mantan jurnalis media cetak ini.
Sebelumnya beberapa partai politik telah membuka penjaringan bacawali dan bacawawali. Seperti PDIP yang membuka penjaringan khusus untuk kader, setidaknya 5 orang telah mendaftar melalui partai berlambang banteng bermoncong putih itu.
Menyusul, 8 orang berebut rekom melalui PKB yang membuka penjaringan calon kepala daerah untuk umum. Lalu PPP yang dikonfirmasi sampai hari ini, ada 6 orang telah resmi mendaftar dan kemungkinan satu orang lagi saat penutupan penjaringan, Sabtu (18/1/2020).
Sementara dari jalur independent, setidaknya sudah ada dua paslon yang menyerahkan mandat operator dukungan kepada Divisi Teknis KPU Kota Blitar. Dan satu orang yang masih dalam tahap konsultasi.
Melihat fenomena ini, Ketua KPU Kota Blitar, Choirul Umam, mau tak mau harus melakukan analisa lagi untuk menyesuaikan dengan anggaran yang ada. Dalam Pilwali 2020, KPU Kota Blitar mendapat anggaran hibah sebesar Rp 16 miliar. Anggaran sebesar itu dipersiapkan untuk 5 paslon.
Namun prediksi hasil analisa melihat geliat parpol dan calon independent, dimungkinkan akan ada 6 paslon maju dalam Pilwali Kota Blitar Oktober mendatang. Dengan komposisi, tiga paslon yang diusung parpol dan tiga paslon dari jalur independent.
"Tiga paslon parpol itu yakni yang diusung PDIP, PPP berkoalisi dengan Gerindra dan yang diusung koalisi PKB. Namun ada satu prediksi lagi, jika ada calon yang ternyata tidak mendapatkan rekom dari parpol tempat dia mendaftar, sementara dia tidak mau menjadi AG2 (Wakil wali kota Blitar) maka kemungkinan besar dia akan melalui jalur independent," papar Umam.
Menurut Umam, tidak ada peluang bagi KPU untuk membatasi jumlah paslon. Kalaupun realisasi itu justru bertambah dari prediksi, maka KPU bisa melalui mekanisme dengan merevisi sistem anggaran yang ada.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini