Kepala dinas sosial Sumenep Moh. Iksan memerintahkan tim Kecamatan Arjasa untuk turun ke Desa Pajanangger guna mengambil sampel tersebut. Beras bantuan itu sendiri dipersoalkan warga karena diduga beras lastik dengan argumen yang diajukan oleh warga.
"Terhadap permasalahan di Desa Pajanangger kami sudah perintahkan tim dari kecamatan turun ke lapangan. InsyaAllah kami akan usut secara tuntas," kata Iksan kepada waratwan, Kamis (16/1/2020).
Dugaan beras tersebut berbahan plastik, kata Iksan, tidak bisa hanya dilihat secara kasat mata, tetapi harus diuji melalui laboratorium. Sehingga akan diketahui apakah memang benar dugaan warga beras tersebut ada kandungan plastik atau tidak.
"Apakah memang benar beras itu ada kandungan berbahan plastik? karena tidak bisa hanya dilihat secara kasat mata tapi nanti kalau sudah datang (sampelnya) kami akan kirim ke Badan POM," terang Iksan.
Tonton juga Anies Sahkan Pergub Larangan Plastik Sekali Pakai, Efektif Atasi Banjir? :
Iksan mengaku belum percaya beras itu mengandung plastik. Kepastiannya akan menunggu hasil lab. Saat ini sampel beras tersebut masih akan dikirim dari Pulau kangean ke Sumenep. Pengiriman sampel sendiri masih menunggu jadwal kapal.
Sembari menunggu hasil lab, dinas sosial telah menginstruksikan kepada pihak desa untuk menarik kembali beras yang sudah disalurkan kepada penerima di Desa Pajanangger yang berjumlah sekitar 400 penerima.
"Apabila nanti terbukti ada kandungan plastik, maka beras tersebut akan diganti dengan beras yang lebih layak," tandas Iksan.
Sebelumnya warga mengeluhkan soal beras bantuan yang diterima pada Selasa (14/1). Warga mengaku beras tersebut tidak seperti beras biasanya. Rendaman beras tidak keruh, tidak matang, dan keras. Beras itu dikatakan bisa dikepal dan memantul jika dilempar.
Sejumlah warga yang mengonsumsi beras itu mengaku mual dan sakit perut. Beras itu sendiri bermerek Cendrawasih Special. Beras itu bentuknya bagus dan berwarna putih.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini